BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Kepala Dinas Pertanian Penajam Paser Utara (PPU) Rozihan Asward mengatakan, realisasi pupuk bersubsidi di tahun 2023 berada di angka 65 persen. Sedangkan untuk urea berada di angka 76 persen untuk NPK. Hal tersebut diakuinya pada rapat tim fasilitasi dan koordinasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) di ruang rapat Sekretaris Daerah (Sekda), Kantor Bupati PPU, Selasa (16/01/24).
“Mengingat adanya kemarau panjang di tahun 2023 lalu, jadi tidak bisa kita paksakan petani untuk menyerap pupuknya,” ujar Rozihan.
Kemarau menyebabkan tidak adanya musim tanam pada rentang waktu tersebut. Sehingga, berdampak kepada daya serap pupuk bersubsidi oleh para petani.
“Angka ini tentunya berpengaruh kepada kuota yang diberikan di tahun 2024,” ucapnya.
Terdapat penurunan sebesar 52 persen untuk pupuk urea pada 2023 lalu. Sedangkan untuk pupuk NPK hanya terpenuhi sebanyak 29 persen dari total keseluruhan yang diusulkan.
“Tahun 2023 ada bantuan berupa pupuk bersubsidi, mereka menggunakan itu dan kita upayakan nanti di Juni untuk penambahan kuota ke Kementerian Pertanian, karena biasanya ada relokasi dari daerah-daerah yang tidak terserap akan diberikan kepada daerah yang membutuhkan,” katanya.
Diketahui dalam rapat tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU lebih fokus membahas antisipasi yang akan dilakukan untuk musim tanam di 2024. Serta membahas mengenai realisasi pupuk bersubsidi di tahun 2023 lalu. Khususnya di bulan September-Desember.
“Hampir seluruh wilayah di Indonesia mengalami musim kemarau panjang. Termasuk juga di PPU,” pungkasnya. (bro1)