Paparan SO2 Pasca-Erupsi Gunung Ruang Belum Terkonfirmasi di Kaltim
Gunung Ruang yang erupsi pada 17 April 2024 lalu, melontarkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter. (Istimewa)

Paparan SO2 Pasca-Erupsi Gunung Ruang Belum Terkonfirmasi di Kaltim

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan menyatakan belum menerima konfirmasi mengenai paparan gas sulfur dioksida (SO2) di Kalimantan Timur (Kaltim) setelah erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut).

Menurut Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Balikpapan, Diyan Novrida, informasi terkait paparan gas SO2 perlu didukung oleh data yang valid.

“Untuk mengetahui apakah paparan gas SO2 sampai Kaltim sesuai dengan informasi yang beredar, tentu harus ada dukungan data. Sampai saat ini, kami belum terima informasi itu,” kata Diyan Novrida seperti disitat dari Antara, Senin (22/4).

BMKG Balikpapan juga tidak memiliki peralatan untuk mengukur gas sulfur, sehingga validasi informasi paparan belum dapat dipastikan.

Meskipun begitu, BMKG menyatakan bahwa penerbangan di Kaltim masih berjalan normal dan tidak terdampak, kecuali rute yang menuju Manado.

Sebelumnya, kabar mengenai paparan gas SO2 dari erupsi Gunung Ruang hingga ke Pulau Kalimantan beredar luas di media sosial. Namun, BMKG belum dapat memastikan kebenaran informasi tersebut.

Erupsi Gunung Ruang terjadi pada Rabu (17/4) malam, dengan lontaran abu vulkanik setinggi 3.000 meter keluar dari kawahnya. Fenomena alam kilatan petir vulkanik juga teramati akibat letusan eksplosif tersebut.

PVMBG telah meningkatkan status Gunung Ruang dari Normal menjadi Waspada hingga Awas sejak 16 April 2024, dan gunung berapi tersebut diamati secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara. (*/bro2)