Alwi Al Qadri dan Tiga Tantangan Prioritas
Alwi Al Qadri menyebut tiga tantangan prioritas yang harus diselesaikan bersama Pemkot Balikpapan. (Istimewa)

Alwi Al Qadri dan Tiga Tantangan Prioritas

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Ketua Komisi III Alwi Al Qadri digadang-gadang menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan. Politikus dari Partai Golongan Karya (Golkar) ini meraup 10.156 suara. Perolehan tertinggi dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif pada 14 Februari 2024 lalu.

Sebagai kandidat terkuat Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri memiliki tantangan dengan skala prioritas yang harus dihadapi bersama eksekutif atau Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan yang dipimpin Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud. Salah satunya adalah banjir.

“Masalah banjir ini kan dari tahun ke tahun belum kelar, tapi sudah mulai berkurang dari tahun sebelumnya,” kata Alwi AlQadri, Rabu (8/5/2024).

Selain banjir, tantangan berikutnya ada pada sektor pendidikan. Terutama mengenai rombongan belajar (rombel) dalam sekolah yang masih kurang. Termasuk di daerah pemilihannya, yakni Kecamatan Balikpapan Barat.

“Tapi kami hanya bisa mengusulkan untuk SD dan SMP. Kalau SMA kan (wewenang) provinsi,” ujarnya.

Namun Alwi juga merasa bersyukur karena adanya rencana pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Balikpapan Barat. Nantinya akan dikonfirmasi mengenai prosesnya ke DPRD Kaltim.

“Alhamdulillah tahun ini atau depan akan ada pembangunan SMK. Kami akan tanyakan ke DPRD provinsi, karena mereka juga yang mengusulkan, Alhamdulillah, Ketuanya juga dari Partai Golkar,” ungkapnya.

Tantangan terakhir adalah sektor kesehatan. Ya, Balikpapan Barat membutuhkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Lahan yang sempat bersengketa, telah dimenangkan oleh Pemkot Balikpapan. Artinya menjadi aset daerah.

Yang dinanti adalah realisasi pekerjaan fisik alias pembangunannya. Pemkot Balikpapan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp125 miliar, dan proses tender dalam tahap evaluasi.

“Insyaallah, sepertinya akan dibangun tahun ini juga,” ucapnya.

Alwi pun mendorong pemkot dan pihak terkait lainnya untuk melakukan pembenahan dalam menghadapi keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN). Apalagi Balikpapan sebagai kota penyangga. Ditambah dengan proyek revitalisasi kilang atau Refinery Development Master Plan (RDMP).

“Saat ini banyak sekali orang luar yang datang. Indikatornya adalah begitu sulit mendapat tiket dari luar ke Balikpapan,” imbuhnya.

Tak ayal, kondisi ini menyebabkan kondisi jalan di Balikpapan kerap terjadi kemacetan arus lalu lintas. Alwi pun mendorong untuk mewujudkan pembangunan flyover atau jalan layang di kawasan Muara Rapak.

“Pembangunan flyover di Muara Rapak juga merupakan usulan dari provinsi. Kalau kita kan hanya bisa mendorong saja,” sebut Alwi.

Sejatinya banyak hal yang harus dibenahi, karena suka tidak suka, Balikpapan menjadi penyangga IKN dan harus siap menghadapinya.

“Jangan sampai saat sudah banyak penduduk, baru kita berbenah,” pungkasnya. (bro2)