BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim), memberi dampak cukup signifikan bagi daerah penyangga seperti Kota Balikpapan. Khususnya dari pertumbuhan jumlah penduduk.
Sehingga dapat memengaruhi tingkat kesejahteraan sosial. Bahkan berpotensi menimbulkan pertambahan angka kemiskinan dengan bermunculannya anak jalanan, gelandangan dan pengemis (gepeng), hingga orang-orang terlantar.
Biasanya mereka yang masuk golongan tersebut mendapatkan penampungan sementara oleh Dinas Sosial. Tetapi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ini kekurangan rumah singgah.
“Rumah singggah yang sudah ada kita renovasi karena kondisinya sudah tidak memenuhi syarat, yang satunya rencana kita bangun, dan itu saya rasa masih kurang,” kata Kepala Dinas Sosial Kota Balikpapan, Edy Gunawan belum lama ini.
Selain renovasi, Dinas Sosial juga akan membangun rumah singgah yang baru. Lokasinya di Panti Asuhan Manuntung, Jalan Milono. Tepatnya di belakang SMPN 1 Balikpapan.
“Ya standarnya rumah singgah, ada tempat tidur, ada lemari, ada kunjungan-kunjungan dan pendampingan. Yang penting itu konsumsi tiga kali sehari menjadi tanggung jawab pemerintah,” ujarnya.
Dinas Sosial mendapat anggaran sebesar Rp21 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Balikpapan 2024.
“Anggaran dari Pemkot, Pemprov, ada juga dari perusahaan. Dana yang digelontorkan belum bisa aku hitung, cuma anggaran Dinas Sosial sendiri sekitar Rp21 miliar termasuk di dalamnya ada macam-macam kegiatan dan honor dan gaji,” sebutnya.
Dirinya belum bisa memprediksi angka kemiskinan kendati diyakini naik. Tetapi dengan banyaknya pendatang maupun investor, dipastikan juga berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Belum tahu jika dipersentasekan karena itu yang hitung bisa BPS atau Bappeda Litbang. Kalau permasalahan sosial pasti naik dengan bertambahnya penduduk. Orang terlantar, anak jalanan, tapi itu imbas dari dinamika kota yang menuju kota besar,” jelasnya.
“Ya mudah-mudahan bukan angka kemiskinan naik, tapi malah turun karena mungkin adanya serapan tenaga kerja, terus kebutuhan sandang pangan terpenuhi,” sambungnya berharap.
Sehingga Dinas Sosial mulai mempersiapkan sarana prasarana kebutuhan penampungan dan memberikan pelatihan kepada warga yang kurang beruntung akibat pertambahan penduduk. “Apalagi penduduk yang datang lebih giat dan rajin karena punya pengalaman,” sebutnya.
Dinas Sosial, lanjut Edy Gunawan, turut memprogramkan berbagai pelatihan kompetensi dan sertifikasi. Tujuannya agar orang lokal tidak tertinggal dan sekadar menjadi penonton di daerah sendiri.
“Semua OPD harus bergerak untuk menanggulangi kemiskinan, UMKM ditingkatkan, diberikan berbagai pelatihan. Kalau diberikan uang, diberikan bantuan sosial terus menerus, nanti malah jadi manja,” pungkasnya. (bro2)