BERANDAPOST.COM, BULUNGAN – Penantian 14 tahun warga Desa SP 08 dan 09 Desa Tanjung Buka untuk menikmati listrik 24 Jam akan segera terwujud setelah PLN melakukan energize jaringan listrik pada Kawasan pemukiman di Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), Rabu (2/7/2024).
Asisten Pemerintahan dan Pembangunan Pemprov Kaltara, Burhanuddin turut hadir pada simbolis penyalaan listrik di SP 08, mengapresiasi apa yang dilakukan PLN untuk mendukung pembangunan daerah terutama penyediaan infrastruktur kelistrikan di kawasan Satuan Pemukiman yang berada di Desa Tanjung Buka.
“Tidak salah PLN membangun jaringan listrik di sini, dan kami berharap kedepannya masyarakat desa dapat lebih produktif dengan kehadiran listrik,” ucap Burhanuddin.
Burhanuddin juga menjelaskan, Pemprov Kaltara dan Pemkab Bulungan mendukung langkah PLN sehingga desa Tanjung Buka teraliri listrik. “Dari gelap terbitlah terang, selamat warga Tanjung Buka, khususnya di SP08 dan SP09,” ucapnya.
Di lain sisi, General Manager PLN UID Kaltimra, Agung Murdifi menjelaskan bahwa energize jaringan listrik ini merupakan bentuk nyata dukungan PLN untuk menghadirkan pemerataan energi listrik bagi masyarakat pedesaan agar bisa menikmati kualitas yang sama seperti warga di perkotaan.
“Tahun 2023 direncanakan Pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 299,23 km, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 226,4 km, dan Gardu Distribusi 4.900 kVA untuk membangun infrastruktur ketenagalistrikan di daerah-daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Secara keseluruhan, hingga Juli 2024, melalui PLN UP2K Kaltara telah berhasil melistriki 81 desa di Provinsi Kalimantan Utara dengan Rasio Desa PLN sebesar 75,52 persen dan Rasio Elektrifikasi sebesar 98,22 persen,” beber Agung.
Agung kemudian menerangkan PLN harus membangun jaringan sepanjang 9,63 km dengan total kapasitas daya 350 kVA untuk menjangkau lokasi SP 08 dan SP 09. Meski ada beberapa kendala dan tantangan yang dihadapi untuk melistriki dua lokasi yang mempunyai potensi pelanggan sekitar 273 kepala keluarga tersebut.
“Namun hal itu tidak menyurutkan semangat untuk menghadirkan terang bagi warga SP 08 dan 09,” ungkapnya.
Agung berharap hadirnya listrik dapat membawa dampak signifikan bagi perkembangan desa berbagai sektor kehidupan. Khususnya bisa memacu laju roda perekonomian desa.
“Serta menjadi stimulus dalam meningkatkan mutu pendidikan, kesehatan, serta sektor kehidupan lainnya di SP 08 dan 09,” imbuh Agung.
Nuraini salah satu perwakilan warga SP 08 yang rumahnya menjadi lokasi simbolis penyalaan merasa gembira dengan hadirnya listrik dari PLN. Dirinya mengaku sebelumnya memanfaatkan genset pribadi yang menyala hanya 6 jam dan perlu biaya sehari sebesar Rp28 ribu untuk membeli BBM.
“Sebulan kami harus membayar Rp840 ribu untuk menyalakan genset. Alhamdulillah, hari ini rumah kami akhirnya disambung dan listriknya menyala, sehingga kami bisa menyimpan makanan di kulkas dan anak-anak kami juga bisa belajar pada malam hari,” ujarnya. (*/bro2)