Optimalisasi Pembangkit, PLN Nusantara Power Meroket
Panel surya PLTS di Ibu Kota Nusantara yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2 November 2023. (BerandaPost.com)

Optimalisasi Pembangkit, PLN Nusantara Power Meroket

BERANDAPOST.COM, JAKARTA – PLN Nusantara Power (PLN NP) melaporkan bahwa mereka memproduksi listrik sebesar 66,8 juta mega watt hour (MWh). Capaian tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar 291 persen dibandingkan realisasi tahun 2022 yang hanya 17 juta MWh. Upaya optimalisasi pembangkit memegang peranan kunci dalam pencapaian positif sepanjang 2023.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa penyelarasan proses bisnis memainkan peran penting dalam meningkatkan kontribusi PLN Grup untuk menghadirkan energi listrik yang andal kepada masyarakat.

“PLN harus bergerak lebih lincah, cepat serta efektif untuk penguatan bisnis yang telah ada dalam mengelola dan menyediakan energi bagi kepentingan masyarakat, pengembangan bisnis yang lebih luas, terutama di bidang energi baru dan terbarukan,” ucap Darmawan dalam rilisnya, Jumat (26/7/2024).

Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah, menjelaskan bahwa perusahaan melaksanakan berbagai terobosan sepanjang tahun 2023. Terobosan ini terlihat pada Equivalent Availability Factor (EAF) Pembangkit Non Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa-Bali. Termasuk EAF Pembangkit PLTU serta Non PLTU di luar Jawa Bali yang mencapai lebih dari 100 persen dari target yang ditetapkan.

EAF merupakan faktor kesiapan unit pembangkit. Semakin besar nilai EAF suatu unit pembangkit, maka semakin siap unit tersebut beroperasi dalam memproduksi listrik.

“Sebagai subholding pembangkitan terbesar di Asia Tenggara, kami berkomitmen menjalankan operasional perusahaan dengan sungguh-sungguh,” ujar Ruly.

ADAPTASI TERHADAP TRANSISI ENERGI

Sebagai perusahaan pembangkitan, Ruly mengadaptasi tantangan transisi energi dengan aktif mengembangkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Sepanjang tahun 2023, PLN NP berhasil memproduksi listrik dari energi bersih sebesar 5,6 juta megawatt hour (MWh).

Produksi listrik ini berasal dari empat pembangkit EBT, yaitu PLTA Brantas, PLTA Cirata, PLTS Terapung Cirata, dan PLTS Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Beroperasinya pembangkit EBT ini, salah satunya PLTS Terapung Cirata, menjadi bukti dari komitmen PLN NP dalam menjawab tantangan transisi energi,” sebutnya.

“Kami juga turut serta dalam mendukung Green City di IKN dengan membangun PLTS sebesar 10 MW,” sambung dia.

Selain berasal dari pembangkit EBT, produksi listrik ramah lingkungan juga diperoleh melalui inovasi teknologi co-firing atau substitusi batu bara dengan biomassa di PLTU. Teknologi co-firing ini diimplementasikan secara komersial pada 24 PLTU dan menghasilkan 511 ribu MWh listrik bersih. Inovasi ini juga berhasil mereduksi emisi hingga 533 ribu ton CO2. (*/bro2)