BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan menunjukkan kemajuan signifikan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pengolahan kilang minyak di Indonesia.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melakukan melihat langsung beberapa unit produksi yang telah selesai, termasuk unit Crude Distillation Unit (CDU) IV di Kilang Balikpapan pada Minggu (11/8/2024). CDU IV kini beroperasi normal, menjadikan Kilang Balikpapan sebagai kilang dengan kapasitas produksi terbesar milik Pertamina saat ini.
Arifin juga memerintahkan agar seluruh tim yang terlibat dalam proyek ini rutin melakukan evaluasi dan mendukung kerja tim agar proyek berjalan baik. Ia menekankan pentingnya komunikasi yang baik dan antisipasi terhadap risiko dengan langkah-langkah tepat.
“Jika berlarut-larut, harus diantisipasi langkah selanjutnya yang harus dilakukan, dan semua pihak harus memberikan masukan,” tegas Arifin dikutip dari rilis, Senin (12/8/2024).
Proyek RDMP Balikpapan memiliki nilai investasi mencapai USD 7,4 miliar, dengan USD 4,3 miliar berasal dari ekuitas dan USD 3,1 miliar dari pinjaman yang didukung Export Credit Agency (ECA). Investasi ini mencerminkan besarnya skala proyek serta peran pentingnya dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Salah satu tujuan utama proyek RDMP adalah meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260 ribu barel menjadi 360 ribu barel per hari. Peningkatan kapasitas ini tidak hanya menambah produksi BBM nasional tetapi juga meningkatkan kualitas produk bahan bakar dengan standar Euro 5.
Arifin menekankan pentingnya mengantisipasi kesulitan di masa depan.
“Kita mengevaluasi hal-hal krusial yang harus dihadapi ke depan, kesulitannya apa, kemampuan kita apa, dan bagaimana kita mengatasinya agar target dapat tercapai sebaik-baiknya,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan perlunya perhitungan matang terkait biaya agar proyek selesai tepat waktu tanpa mengorbankan kualitas.
TINGKATKAN KOMPLEKSITAS KILANG
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman menjelaskan kompleksitas kilang selain meningkatkan kapasitas dan kualitas.
“Teknologi di Kilang Balikpapan kini memproduksi BBM setara Euro 5, dibandingkan sebelumnya Euro 2. Setelah selesai pada tahun 2025, Nelson Complexity Index (NCI) Kilang Balikpapan akan meningkat jadi 8, memungkinkan kilang memproduksi berbagai varian produk,” jelas Taufik.
Proyek yang menyerap 24.000 tenaga kerja lokal ini juga melibatkan pembangunan infrastruktur penting, seperti pipa gas sepanjang 78 km dari Senipah ke Balikpapan, dengan kapasitas maksimal 125 juta standar kaki kubik per hari. Pipa ini memanfaatkan sumber daya gas dalam negeri dari Pertamina Hulu Mahakam, memungkinkan Kilang Balikpapan beroperasi efisien tanpa membakar LPG, yang dapat diekspor untuk masyarakat.
Proyek RDMP Balikpapan mencatat pencapaian penting lainnya, termasuk penyelesaian proyek Balikpapan Revamp sebagai tahap pertama RDMP. Beberapa unit yang telah dimodifikasi meliputi penambahan Unit Pre-Flash Column, modifikasi Unit Crude Distillation Unit (CDU) IV, dan modifikasi Unit Hydrocracker HCU-A dan HCU-B. Bagian utilitas proyek, seperti Plant Air and Instrument Air System, Gas Turbine Generator System, dan Utility Cooling Water System, juga sudah beroperasi.
Revitalisasi Kilang Balikpapan juga menunjukkan komitmen terhadap penggunaan bahan dan teknologi dalam negeri, dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mencapai 35 persen. Kilang Balikpapan ditarget siap beroperasi penuh pada tahun 2025. (*/bro2)