BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Budi daya kepiting melalui sistem apartemen kepiting harus dengan pendekatan berkelanjutan. Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budi Daya dan Lingkungan Dinas Perikanan Kabupaten PPU, Musakkar, menekankan hal tersebut.
Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya telah mengatur alur atau skema budi daya kepiting yang berfokus pada keberlanjutan.
“Para penerima bantuan apartemen kepiting akan mendapat dukungan berupa penyediaan bibit kepiting bakau, khususnya oleh pembudi daya kepiting tambak,” ujar Musakkar, Senin (4/11/2024). Dengan demikian, Pokdakan yang menerima bantuan perangkat apartemen kepiting tidak perlu lagi mencari bibit kepiting pada alam liar. Mengingat pembudi daya tambak lokal mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
Musakkar menambahkan, dukungan tersebut berasal dari pembesaran kepiting oleh pembudi daya kepiting tambak.
“Nah, dukungan itu dari kantong-kantong pembudi daya pembesaran kepiting tambak,” ujar Musakkar.
Selain itu, pihaknya juga menyerahkan 800 ekor bibit kepiting bakau dengan bobot rata-rata sekitar 300 gram kepada para pembudi daya tersebut.
PENGELOLAAN BIBIT KEPITING UNTUK KELESTARIAN ALAM
Musakkar mengungkapkan pentingnya pengaturan pemenuhan bibit kepiting agar pembudi daya fokus pada proses penggemukan kepiting. Ia menekankan bahwa pengambilan bibit kepiting dari alam secara sporadis dapat mengancam keberadaan kepiting bakau.
“Karena kalau mereka ambil bibit dari alam secara sporadis, bisa habis kepiting bakau dari alam liar,” tambahnya.
Dengan mengatur penyediaan bibit melalui pembudi daya kepiting tambak, pihaknya turut berperan dalam menjaga kelestarian komoditas kepiting bakau yang menjadi sumber daya alami Benuo Taka.
“Kita juga harus menjaga lingkungan. Memang pembudidayaan ini supaya bisa mengendalikan penangkapan bibit kepiting,” jelasnya.
PELUANG BISNIS BAGI PEMBUDI DAYA
Dalam kesempatan yang sama, Musakkar juga menjelaskan bahwa petambak Kecamatan Babulu, yang memiliki potensi sebagai pembudi daya kepiting, mendapat peluang besar dalam skema budi daya kepiting ini.
“Jadi mereka melakukan pembenihan. Peluang usahanya ada lagi,” katanya.
Menurutnya, harga jual bibit kepiting oleh pembudi daya tambak cukup bervariasi, mulai dari Rp60 ribu hingga Rp70 ribu per ekor, tergantung pada kualitas dan bobot bibit. Idealnya, bibit kepiting memiliki bobot sekitar 300 gram, yang siap untuk proses lebih lanjut dalam sistem apartemen kepiting.
“Jadi memang bibit yang bagus, siap untuk penggemukan. Memang berbeda harganya,” ujar Musakkar.
POTENSI PASAR KEPITING BAKAU BENUO TAKA
Musakkar berharap skema atau alur budi daya kepiting ini dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan. Ia juga menegaskan bahwa pasar untuk komoditas kepiting bakau asal Benuo Taka cukup besar dan peminatnya merupakan pembeli dari luar daerah, seperti Kota Balikpapan, Surabaya, dan Batam.
“Pasarnya lumayan. Rata-rata pembeli yang datang sendiri. Pengepul dari Babulu juga sudah ada,” pungkas Musakkar.
Dengan pengelolaan yang baik dan skema budi daya berkelanjutan, Kabupaten PPU dapat memanfaatkan potensi besar dalam budi daya kepiting bakau, sekaligus menjaga kelestarian alam dan meningkatkan kesejahteraan para pembudi daya lokal. (adv/bro3)