BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Inflasi Kota Balikpapan pada November 2024 tercatat terkendali pada level 0,10 persen (mtm), sebagaimana rilis Badan Pusat Statistik (BPS).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Balikpapan, Robi Ariadi, menyebut capaian ini merupakan hasil nyata dari sinergi lintas sektor yang berkelanjutan.
“Inflasi sebesar 0,10 persen ini menunjukkan bahwa langkah pengendalian oleh TPID dan pihak terkait berjalan efektif,” ujar Robi dalam keterangannya, Kamis (5/12/2024). Ia menjelaskan bahwa kondisi ini memberikan optimisme menjelang akhir tahun, meski tetap ada tantangan yang harus menjadi antisipasi.
Robi mengungkapkan, penyumbang utama inflasi Balikpapan pada November adalah bawang merah, kopi bubuk, angkutan udara, tomat, dan emas perhiasan. Kenaikan harga bawang merah dan tomat, menurutnya, karena penurunan pasokan akibat tingginya curah hujan pada daerah penghasil.
“Pasokan komoditas pangan seperti bawang merah dan tomat menjadi perhatian utama kami, mengingat musim hujan memengaruhi distribusi secara signifikan,” jelas Robi. Pada sisi lain, kenaikan harga kopi bubuk pemicunya adalah meningkatnya harga dari distributor.
Selain itu, harga emas perhiasan turut naik, seiring lonjakan harga emas global karena terpicu oleh ketidakpastian geopolitik. Robi juga menambahkan bahwa kenaikan harga angkutan udara berhubungan erat dengan meningkatnya mobilitas masyarakat menjelang periode liburan Natal dan Tahun Baru.
DEFLASI MENAHAN INFLASI
Meski sejumlah komoditas mengalami kenaikan harga, beberapa komoditas lain justru mengalami penurunan harga, yang memberikan efek menahan laju inflasi lebih lanjut. “Komoditas seperti beras, kangkung, dan ikan kembung mengalami deflasi akibat peningkatan pasokan lokal,” kata Robi.
Ia menjelaskan, peningkatan hasil tangkapan nelayan menjadi faktor utama penurunan harga pada komoditas ikan. “Deflasi pada sektor pangan ini menunjukkan pentingnya penguatan pasokan lokal untuk menjaga stabilitas harga kendati ada tantangan cuaca,” tambahnya.
Menurut Robi, sinergi antara TPID Balikpapan, PPU, dan Paser menjadi kunci penting dalam mengendalikan inflasi pada tingkat daerah. “Langkah seperti pelaksanaan operasi pasar, gelar pangan murah, hingga kerja sama antardaerah telah membuahkan hasil nyata,” ujarnya.
Bank Indonesia juga aktif berpartisipasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), yang melibatkan berbagai instansi untuk menjaga stabilitas harga komoditas strategis. “Kami bersama TPID terus mendorong gerakan tanam cabai dan hortikultura sebagai solusi jangka panjang,” ungkap Robi.
Hasil survei Konsumen Bank Indonesia untuk Kota Balikpapan menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih berada pada level optimistis. “Indeks ekspektasi kondisi ekonomi tetap positif, meskipun sedikit melambat daripada bulan sebelumnya,” kata Robi.
Ia menambahkan bahwa daya beli masyarakat yang terjaga tercermin dari peningkatan jumlah transaksi QRIS untuk Balikpapan dan PPU. “Pada Oktober 2024, transaksi QRIS meningkat 9,18 persen dari bulan sebelumnya, menunjukkan adopsi digital yang semakin baik,” paparnya.
ANTISIPASI JELANG AKHIR TAHUN
Meski inflasi terkendali, Robi mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap potensi tekanan harga menjelang libur Natal dan Tahun Baru. “Peningkatan permintaan dan curah hujan tinggi bisa memicu gejolak harga, terutama pada komoditas cabai rawit dan bayam,” katanya.
Sebagai langkah antisipasi, BI bersama TPID telah merencanakan pelaksanaan high-level meeting untuk membahas langkah strategis menghadapi periode HBKN Nataru. “Kami juga akan memperkuat kerja sama antardaerah untuk memastikan pasokan tetap stabil dan harga terkendali,” ujar Robi.
Robi menegaskan bahwa keberhasilan menjaga inflasi memerlukan kerja sama berkelanjutan antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. “Kami berharap sinergi yang ada dapat terus diperkuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” pungkasnya.
Dengan upaya kolaboratif ini, Bank Indonesia dan TPID optimistis dapat menjaga inflasi dalam rentang target nasional 2024-2025 sebesar 2,5% ± 1%. (*/bro2)