BMKG Balikpapan Ingatkan Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem
Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi di Kota Balikpapan pada 28 Januari 2025 lalu. (BerandaPost.com)

BMKG Balikpapan Ingatkan Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mengimbau masyarakat untuk waspada cuaca ekstrem. Terutama terhadap hujan dengan intensitas sedang pada 10 hari pertama Februari 2025.

Hujan ini berpotensi disertai petir dan angin kencang, yang berisiko menyebabkan banjir, jalan licin, dan pohon tumbang.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, menjelaskan puncak musim hujan terjadi pada Januari hingga awal Februari.

Selain itu, puncak kedua perkiraannya terjadi pada akhir Maret hingga April. BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang dapat menyebabkan banjir dan longsor.

Meskipun curah hujan menurun, hujan lebat dengan durasi singkat serta hujan lokal dapat meningkat beserta angin kencang.

“Musim hujan tahun ini mengalami anomali dengan curah hujan yang lebih tinggi daripada rata-rata 30 tahun terakhir,” ungkap Kukuh Ribudiyanto, Jumat (7/2/2025).

Peningkatan curah hujan ini karena pengaruhfenomena La Nina. Meski lemah, aliran uap air dari Samudra Pasifik meningkatkan kelembapan udara Kaltim.

HASIL ANALISA BMKG

Analisis BMKG menunjukkan daerah yang curah hujannya lebih tinggi, seperti Kutai Timur, Mahakam Ulu, dan Berau. Kondisi ini terlihat sejak Desember hingga Januari lalu. Sehingga BMKG rutin mengeluarkan informasi cuaca ekstrem dan kekeringan ke instansi terkait setiap hari.

Informasi ini berupa peringatan dini (early warning) untuk periode 10 hari, 3 hari, dan bahkan harian. “Kami terus memberikan peringatan awal terkait cuaca ekstrem, termasuk curah hujan tinggi pada Januari dan Februari,” imbuh Kukuh.

Namun, dampak banjir pada Kota Samarinda tidak hanya karenapengaruh hujan lokal, tetapi juga oleh kondisi pasang air sungai.

Jika hujan lebat bersamaan dengan pasang, banjir bisa bertahan lebih lama. Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat untuk memahami kondisi lingkungan sekitar.

Bahkan BMKG meminta masyarakat pada daerah rawan banjir dan longsor untuk melakukan evakuasi mandiri ketika terjadi kondisi darurat. Peka terhadap lingkungan akan membantu mengurangi risiko bencana.

“Masyarakat perlu berperan aktif dalam menjaga lingkungan, seperti menanam pohon pada sekitar rumah,” pungkasnya. (*/bro2)