BPS Ingatkan Pemkot Balikpapan Jangan Terlena Deflasi
Diskon tarif listrik 50 persen telah menyumbangkan deflasi untuk Kota Balikpapan. (Ilustrasi)

BPS Ingatkan Pemkot Balikpapan Jangan Terlena Deflasi

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Badan Pusat Statistik (BPS) mengingatkan Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan agar tidak terlena dengan deflasi 0,64 persen yang terjadi pada Januari lalu. Deflasi bulanan ini terjadi karena sumbangan program diskon atau potongan tarif listrik sebesar 50 persen dari pemerintah pusat. Sedangkan secara tahunan, BPS mencatat inflasi sebesar 0,36 persen.

Kepala BPS Kota Balikpapan, Marinda Dama Prianto, menekankan agar Pemkot juga memperhatikan kelompok pengeluaran lainnya yang justru mengalami inflasi.

“Meskipun kemungkinan besar deflasi akan tetap terjadi pada Februari karena program tarif listrik, kita tetap perlu waspada,” kata Marinda pada Minggu (9/2/2025).

Marinda merincikan kelompok pengeluaran seperti makanan, minuman, dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 1,85 persen. Inflasi juga terjadi pada kelompok pakaian dan alas kaki yang tercatat sebesar 0,56 persen.

Kelompok perlengkapan dan peralatan rumah tangga juga mencatatkan inflasi sebesar 0,27 persen. Selain itu, harga perhiasan, terutama emas, turut menyumbangkan inflasi.

“Inflasi dari harga emas mencapai 0,83 persen. Kita tahu bahwa harga emas cenderung terus naik dari waktu ke waktu,” ujarnya.

BPS juga mengamati kelompok transportasi yang mengalami deflasi sebesar 0,3 persen, akibat potongan harga tiket pesawat sebesar 10 persen.

Marinda meminta Pemkot Balikpapan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk jeli memantau kelompok pengeluaran selain listrik dan transportasi.

Ia juga memaparkan inflasi tahunan yang lebih rendah daripada tahun-tahun sebelumnya. Pihaknya mencatat bahwa kelompok pengeluaran air dan listrik pada perumahan rumah tangga mengalami deflasi sebesar 8,10 persen.

“Deflasi ini cukup dalam,” ucap Marinda.

Sementara itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 4,39 persen. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga tercatat inflasi sebesar 7,50 persen.

“Karena kebijakan tarif listrik masih berlaku hingga Februari ini, kami sudah bisa memprediksi kontribusinya,” tambah Marinda.

INFLASI TAHUNAN SAMARINDA PALING RENDAH

BPS juga mencatat bahwa di antara tiga kota dan kabupaten di Kalimantan Timur, Kota Balikpapan mengalami inflasi tahunan tertinggi yaitu 0,36 persen. Sebaliknya, Kota Samarinda mencatatkan inflasi tahunan paling rendah yaitu 0,10 persen.

“Sedangkan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) justru mengalami deflasi 0,13 persen. Untuk inflasi bulanan, Samarinda mengalami deflasi 1,31 persen, dan PPU juga mencatatkan deflasi 0,61 persen,” sebutnya.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Kota Balikpapan, Robi Ariadi, menambahkan bahwa daerah harus terus menjaga tingkat inflasi pada rentang target inflasi nasional tahun 2025 yang sebesar 2,5 persen ± 1 persen.

“Tahun lalu, kami berhasil menjaga inflasi dalam rentang tersebut. Meskipun ada ketidakpastian dan risiko ekonomi, kami tetap optimistis,” imbuhnya. (bro2)