Pertachem Pasok Green Coke untuk Dorong Hilirisasi Baterai
Pertachem dan BTR New Energy kerja sama pasok Green Coke untuk anoda baterai untuk mendukung hilirisasi dan swasembada energi nasional. (Istimewa)

Pertachem Pasok Green Coke untuk Dorong Hilirisasi Baterai

BERANDAPOST.COM, JAKARTA – Sebagai wujud komitmen menuju swasembada energi dan penguatan industri hilir dalam negeri, PT Pertamina Petrochemical Trading (Pertachem), anak usaha dari Subholding Commercial & Trading PT Pertamina Patra Niaga, memainkan peran strategis dalam mengembangkan produk petrokimia bernilai tambah tinggi. Pertachem menargetkan proyek ini untuk memperkuat ketahanan energi nasional sekaligus membangun ekosistem industri berbasis bahan baku dalam negeri.

Pertachem memasarkan Green Coke sebagai salah satu portofolio utama yang mendukung agenda hilirisasi nasional. Produk ini membuka peluang investasi dan memperkuat daya saing Indonesia dalam pasar regional dan global.

Pertamina Group memproduksi Green Coke, atau Petroleum Coke, melalui unit Delayed Coking Unit (DCU) pada fasilitas Refinery Unit II Dumai milik PT Kilang Pertamina Internasional. Produk ini berbentuk padatan karbon berwarna hitam dan memiliki nilai energi tinggi.

Pada April 2025, Direktur Utama PT Pertachem, Oos Kosasih, menandatangani perjanjian penjualan Green Coke dengan PT Indonesia BTR New Energy Material. Pertachem menjalankan kerja sama ini untuk mendukung hilirisasi produk baterai, khususnya komponen anoda.

Pertachem menegaskan bahwa pasokan Green Coke mendukung kemandirian bahan baku industri nasional. Perusahaan melihat inisiatif ini sebagai bagian dari langkah berkelanjutan untuk memperkuat fondasi industri nasional yang tangguh.

“Green Coke juga menjadi bagian penting dalam rantai pasok energi. Pertachem hadir untuk memenuhi kebutuhan nasional dan mendukung swasembada energi,” ujar Oos Kosasih dalam rilisnya, Rabu (23/4/2025)

Pertachem merasa optimistis terhadap potensi pasar Green Coke. Dengan dukungan kestabilan pasokan dari Pertamina Group, Pertachem siap memasarkan produk ini ke pasar domestik dan regional.

“Kami memproyeksikan tren pemasaran Green Coke akan tumbuh signifikan, terutama untuk kebutuhan anoda baterai global,” tambah Oos.

PABRIK ANODA TERBESAR

PT Indonesia BTR New Energy Material mengoperasikan pabrik anoda terbesar kedua di dunia setelah pabrik utamanya di Tiongkok. Fase awal produksinya bahkan mencapai 80.000 ton per tahun.

Wu Lei, Presiden Direktur PT Indonesia BTR New Energy Material, mengucapkan terima kasih kepada Pertamina atas dukungan bahan baku Green Coke.

“Saat produksi anoda meningkat hingga 160.000 ton per tahun, kami harap kerja sama ini berlanjut dan berdampak positif bagi ekonomi Indonesia,” jelasnya.

Langkah ini sejalan dengan Asta Cita ke-5 yang PT Pertamina (Persero) telah canangkan, yakni melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri.

Berbagai sektor industri skala besar memanfaatkan Green Coke. Produk ini menjadi bahan baku Anoda Grafit Aritifisial (untuk baterai kendaraan listrik, elektronik, dll), bahan baku Calcined Coke (untuk industri aluminium), reduktor dalam peleburan timah, peningkat kadar karbon pada industri logam, serta alternatif bahan bakar bernilai kalori tinggi.

Pertachem memasarkan Green Coke berkualitas tinggi dengan spesifikasi unggul: kadar sulfur rendah (0,5 persen) dan kadar abu hanya 0,1 persen. Nilai kalorinya berkisar 7500–8500 Cal/kg. Kemudian Kandungan sulfur yang rendah turut memperbaiki kualitas udara dan mengurangi dampak lingkungan.

Selain Green Coke, Pertachem juga mengembangkan pemasaran produk petrokimia lainnya. Produk tersebut juga meliputi Chemical (seperti Solvent, Paraffin Wax, Sulphur), Polymer (Polypropylene, Polyethylene), dan Aromatic Olefin (Paraxylene, Propylene).

Pertachem berkomitmen menjadi penggerak pertumbuhan industri petrokimia nasional. Dengan semangat  Energizing Your Business, Pertachem siap memperkuat ekonomi Indonesia melalui inovasi produk petrokimia. (*/bro2)