BERANDAPOST.COM, TARAKAN – Lini masa media sosial geger dengan aksi kekerasan yang dugaan pelaku adalah para oknum TNI dengan polisi di Kota Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara). Dalam video yang beredar, terlihat seorang anggota polisi yang berseragam menjadi korban pengeroyokan. Bahkan seorang dari pelaku membawa senjata api laras panjang.
Korban tak berdaya karena beberapa kali menerima pukulan dan tendangan. Bahkan popor senjata juga dihantamkan ke korban yang sudah tergeletak.
Terlihat juga seorang perempuan berupaya melerai. Namun upayanya tak berhasil. Silih berganti oknum anggota TNI memukul dan menendang korban.
Peristiwa itu terjadi pada Senin (24/2/2025) malam sekira pukul 23.15 Wita. Dugaan awal pelaku berjumlah 37 orang merupakan oknum anggota Yonif 614/Rjp. Mereka juga melakukan perusakan terhadap kantor Polres Tarakan, Jalan Yos Sudarso.
Hingga kini belum ada keterangan resmi dari Polres Tarakan. Namun dari Kodam VI Mulawarman telah mengklarifikasi insiden yang memakan lima korban anggota polisi tersebut.
Kapendam VI Mulawarman, Kolonel Kav Kristiyanto menyebut bahwa kejadian itu melibatkan beberapa anggota Bantuan Penugasan (BP) Satgas Yonif 614/Rjp.
“Merupakan sebuah kesalahpahaman semata. Saat ini, Kodam VI/Mulawarman memastikan bahwa situasi di Kota Tarakan tetap aman dan kondusif,” katanya dalam video yang BerandaPost.com terima, Selasa (25/2/2025).
Kodam VI Mulawarman bersama Korem 092/Mrl dan Brigif 24/BC, segera mengambil langkah-langkah cepat dan terukur untuk menyelesaikan permasalahan ini secara profesional. Seluruh pihak terkait, termasuk jajaran Polres Tarakan, telah melakukan koordinasi intensif dan mediasi guna mencegah eskalasi lebih lanjut.
“Danyonif 613/Rja sebagai satuan induk langsung menggelar apel luar biasa,” ungkapnya.
PERIKSA PERSONEL YANG TERLIBAT
Selain itu, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap personel yang dugaannya terlibat dalam insiden tersebut. Bahkan Dansat Brimob Polda Kaltara, Danrem 092/Mrl, Danbrig 24/BC, serta Dandim 0907/Tarakan turut melaksanakan koordinasi untuk menjaga soliditas TNI-Polri pada wilayah Kaltara.
“Ini murni kesalahpahaman antarindividu, bukan masalah antarinstitusi. TNI dan Polri tetap solid dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah Kalimantan Utara, termasuk Kota Tarakan,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Pangdam VI Mulawarman terus memantau perkembangan situasi dan berkoordinasi dengan semua pihak terkait. Tujuannya adalah untuk memastikan penyelesaian yang baik dan menjaga suasana tetap kondusif.
Saat ini, seluruh personel yang terlibat dalam Bantuan Penugasan (BP) telah terkonsolidasi dan menjalani pemeriksaan sesuai prosedur yang berlaku. “Langkah ini sebagai bentuk tanggung jawab komando serta komitmen untuk menjaga disiplin prajurit,” imbuhnya.
Kristiyanto kembali menegaskan bahwa kejadian ini tidak memengaruhi sinergitas antara TNI dan Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat Kaltara. Ia juga mengimbau agar seluruh masyarakat tetap menjaga suasana yang kondusif dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak benar. (bro2)