Kaltim Alami Deflasi, Beberapa Sektor Turun Harga
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Yusniar Juliana. (Istimewa)

Kaltim Alami Deflasi, Beberapa Sektor Turun Harga

BERANDAPOST.COM, SAMARINDA – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatatkan deflasi sebesar 0,30 persen secara Year on Year (y-on-y) pada Februari 2025. Menjadi deflasi tahunan pertama kali sejak tahun 2024.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Yusniar Juliana menjelaskan bahwa deflasi ini terjadi karena penurunan harga beberapa komoditas.

“Itu  tercermin pada turunnya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran,” kata Yusniar Juliana, Selasa (4/3/2025).

Penurunan terbesar terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang turun sebesar 11,76 persen. Kemudian kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga yang turun 0,31 persen.

“Selain itu, kelompok transportasi mengalami penurunan sebesar 0,21 persen. Kelompok informasi, komunikasi, serta jasa keuangan turun 0,61 persen,” bebernya.

Sebaliknya, sejumlah kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kenaikan 3,12 persen.

Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki juga ikut naik 1,00 persen. Demikian halnya dengan kelompok kesehatan yang naik 1,92 persen. Termasuk kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya yang naik 1,67 persen.

“Kelompok pendidikan juga naik 1,39 persen,” sebutnya.

Selanjutnya yang mengalami kenaikan adalah kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 2,11 persen. “Kemudian kelompok perawatan pribadi serta jasa lainnya naik 7,34 persen,” tuturnya.

Yusniar menambahkan bahwa beberapa komoditas dalam kelompok pengeluaran mengalami inflasi. Komoditas tersebut antara lain beras, cabe rawit, kopi bubuk, emas perhiasan, sampo, hasil laut.

“Juga kue kering. Biasanya untuk persiapan Lebaran,” ungkapnya.

SATU KOTA INFLASI

Sementara dari tiga kabupaten/kota yang tercakup dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kaltim, dua kabupaten mengalami deflasi secara tahunan. Sedangkan satu kota mengalami inflasi.

“Deflasi terdalam terjadi pada Kabupaten Penajam Paser Utara sebesar 0,73 persen dengan IHK sebesar 105,72,” lanjutnya.

Sementara itu, deflasi terendah tercatat untuk Kabupaten Berau yang mencapai 0,56 persen dengan IHK 105,72. Sebaliknya, Kota Balikpapan mencatatkan inflasi.

“Inflasi untuk kota Balikpapan itu sebesar 0,18 persen dengan IHK 106,36,” paparnya.

Sedangkan untuk tingkat deflasi bulanan atau Month to Month (MtM) pada Februari 2025 tercatat sebesar 0,25 persen. “Sementara tingkat deflasi Year to Date (y-to-d) Februari 2025 mencapai 1,24 persen,” pungkas Yusniar. (*/bro2)