BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Sejumlah agenda skala nasional dan bertaraf internasional menjadi prioritas Bidang Perindustrian, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Hal ini terkait penganggaran APBD PPU 2025 yang mengalami efisiensi. Sehingga KUKM Perindag PPU perlu melakukan penyesuaian terhadap agenda mana saja yang perlu mendapat perhatian.
Kepala Bidang (Kabid) Perindustrian, KUKM Perindag PPU, Syamsul Adha, mengatakan bahwa efisiensi anggaran membatasi berbagai kegiatan.
“Efisiensi pada perjalanan dinas hingga 50 persen dapat berdampak pada jumlah kegiatan skala nasional yang dapat perwakilan PPU hadiri,” ujar Syamsul Adha, Senin (10/3/2025).
Pihaknya perlu menyesuaikan kegiatan yang hanya bersifat prioritas, khususnya dengan bersinergi dengan program nasional.
“Kegiatan yang bisa kami laksanakan adalah yang selaras dengan kegiatan nasional. Kegiatan luar itu, kami harus menyesuaikan anggaran yang ada,” ungkapnya.
Syamsul juga menekankan bahwa efisiensi memengaruhi kegiatan penanggulangan kemiskinan. Dengan anggaran yang terbatas, hanya satu kegiatan yang bisa pihaknya laksanakan.
“Anggaran kami memang sangat minim. Kami harus menyesuaikan, dan kegiatannya adalah yang berbasis nasional, seperti Inakraf atau International Handicraft Trade Fair 2025,” jelasnya.
Beberapa kegiatan nasional yang wajib seperti ulang tahun Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan KriyaNusa. Pasalnya, merupakan ikon pameran kerajinan dan seni kriya terbesar se-Indonesia. Sehingga menjadi prioritas dalam anggaran yang terbatas.
“Tahun ini, dengan anggaran yang ada, kami hanya bisa mengikuti dua kegiatan dari tiga tadi,” tuturnya.
HARAPAN DARI PENGURUS DEKRANASDA
Syamsul Adha berharap dengan pengurus baru Dekranasda PPU, dapat membawa perubahan dalam kegiatan dan penganggaran.
“Mudah-mudahan ada perubahan-perubahan kegiatan dan tambahan anggaran. Kami berharap pengurus Dekranasda yang baru bisa membawa perubahan positif untuk pelaksanaan kegiatan perindustrian,” ucapnya.
Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan bahwa sebelumnya anggaran bidang perindustrian mencapai Rp900 miliar, namun setelah efisiensi, anggaran tersebut terpangkas menjadi sekitar Rp300 miliar.
“Kami menyesuaikan agenda dan kegiatan dengan anggaran yang ada, karena efisiensi ini adalah perintah yang harus kami laksanakan,” tutup Syamsul Adha. (adv/bro3)