Inflasi Balikpapan 0,82 Persen di Juni, PPU Catat Deflasi
Antrean di counter check in Bandara SAMS Sepinggan. Angkutan udara menjadi salah satu komoditas utama penyumbang inflasi. (BerandaPost.com)

Inflasi Balikpapan 0,82 Persen di Juni, PPU Catat Deflasi

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Balikpapan mengalami inflasi 0,82 persen (mtm) pada Juni 2025. Inflasi tahun kalender (Januari–Juni 2025) tercatat sebesar 2,16 persen (ytd).

Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat 1,77 persen (yoy), lebih rendah dari nasional sebesar 1,87 persen. Namun lebih tinggi dari inflasi gabungan empat kota Kalimantan Timur sebesar 1,62 persen.

Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar untuk Balikpapan, dengan andil 0,40 persen (mtm). Lima komoditas utama penyumbang inflasi yaitu angkutan udara, beras, bimbingan belajar, bahan bakar rumah tangga, dan kacang panjang.

Permintaan yang meningkat saat libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha dan long weekend mendorong tarif angkutan udara naik.

Harga beras juga meningkat karena pasokan terbatas saat permintaan yang stabil,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Senin (7/7/2025).

Selain itu, pengecer menaikkan harga bahan bakar rumah tangga akibat terbatasnya stok pada pangkalan resmi. Kemudian, kenaikan permintaan bimbingan belajar privat menjelang ujian masuk perguruan tinggi negeri menyebabkan penyedia jasa menaikkan tarif.

“Sementara itu, produksi kacang panjang menurun karena musim hujan, sehingga mendorong harga naik,” imbuhnya.

Pada sisi lain, kelompok Pakaian dan Alas Kaki memberikan andil deflasi sebesar -0,04 persen (mtm). Lima komoditas penyumbang deflasi tertinggi yaitu daging ayam ras, angkutan laut, cabai rawit, pengharum cucian/pelembut, dan bensin.

“Pasokan cukup dan distribusi lancar menurunkan harga daging ayam ras pasca Iduladha,” ujarnya.

Selanjutnya, pemerintah memberikan diskon tarif angkutan laut hingga 50 persen sejak 5 Juni hingga akhir Juli 2025. Ada juga sumbangan dari pasokan meningkat dan permintaan menurun menyebabkan harga cabai rawit turun.

“Retail besar menurunkan harga pengharum cucian/pelembut sebagai bagian dari strategi pemasaran. Penurunan harga BBM nonsubsidi Pertamina (Pertamax dan Dex Series) mulai 1 Juni 2025 juga menekan harga bensin,” paparnya.

DEFLASI UNTUK PPU

Berbeda dengan Balikpapan, IHK Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada Juni 2025 justru mencatat deflasi sebesar 0,22 persen (mtm). Inflasi tahun kalender tercatat 1,84 persen (ytd), dan inflasi tahunan 1,26 persen (yoy), lebih rendah dari nasional maupun rata-rata Kalimantan Timur.

Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menyumbang deflasi terbesar dengan andil 0,22 persen (mtm). Komoditas penyumbang deflasi tertinggi adalah daging ayam ras, ikan tongkol, ikan kembung, jeruk, dan sawi hijau.

“Pasokan ayam beku dari Jawa dan menurunnya permintaan menyebabkan harga ayam turun. Musim ikan pelagis meningkatkan hasil tangkapan tongkol dan kembung, sementara pasokan jeruk dan sawi hijau lancar sehingga stok tetap terjaga,” sambung Robi.

Sementara itu, lima komoditas yang menyumbang inflasi tertinggi adalah tomat, beras, bawang merah, sigaret kretek tangan (SKT), dan kacang panjang. Produksi tomat dan bawang merah turun akibat hujan, sementara biaya produksi meningkat.

“Sementara untuk pasokan beras terbatas, dan beberapa toko menaikkan harga SKT untuk menjaga margin. Produksi kacang panjang pun tertekan karena musim hujan,” jelasnya.

FAKTOR PEMICU DAN ANTISIPASI INFLASI

Robi menyebut inflasi Balikpapan pada Juni 2025 karena meningkatnya permintaan selama libur panjang, masuknya tahun ajaran baru, serta musim hujan yang menghambat produksi hortikultura.

“Ke depan, harus mewaspadai risiko kenaikan harga, terutama akibat cuaca dan ketatnya pasokan beberapa komoditas,” pungkasnya. (*/bro2)