BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan Balikpapan, Kukuh Rubidiyanto, menyampaikan angin selatan masih mendominasi wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), khususnya Penajam Paser Utara (PPU), pada Juli hingga September 2025.
Menurut Kukuh, iklim Indonesia saat ini cenderung bersifat basah, termasuk Kaltim. Musim kemarau PPU pun relatif singkat, hanya berlangsung pada Agustus hingga September.
Ia menjelaskan, dominasi angin selatan karena terpengaruh keberadaan siklon tropis utara Kalimantan maupun utara Sulawesi.
“Kalau ada siklon, angin selatannya pasti naik. Akan ada hempasan angin yang cukup kencang. Tapi kalau tidak ada, anginnya cenderung fluktuatif,” ungkap Kukuh, Jumat (5/9/2025).
Hasil analisis meteorologi menunjukkan perbedaan tekanan udara antara wilayah selatan dan utara Indonesia cukup signifikan. Kondisi ini menyebabkan potensi angin selatan tinggi untuk Kaltim selama Juli hingga September.
“Saat ini masih berlangsung. Karena itu, kami imbau nelayan tetap waspada, terutama terhadap dampak angin terhadap gelombang laut,” ujarnya.
PENYEBAB GELOMBANG TINGGI
Kukuh menjelaskan, gelombang tinggi terbentuk akibat tiupan angin yang terus-menerus berinteraksi dengan permukaan laut. Berdasarkan data historis, fenomena ini umum terjadi pada Juli hingga September. Setelah itu, kondisi cuaca biasanya mereda.
“Setelah September, kondisi mulai teduh. Dalam bahasa nelayan, ini disebut masa transisi. Udara lebih adem, laut juga lebih tenang, lebih aman untuk aktivitas melaut seperti memancing,” tambahnya.
BMKG terus memantau perkembangan cuaca secara berkala dan mengimbau masyarakat, khususnya nelayan, untuk lebih berhati-hati selama angin selatan belum reda.
“Selalu perhatikan informasi cuaca sebelum melaut demi keselamatan bersama,” imbuh Kukuh. (bro3)