PPU
Beranda / DAERAH / PPU / Bertemu Wamen BKKBN, Bupati PPU Bahas Program CINTA

Bertemu Wamen BKKBN, Bupati PPU Bahas Program CINTA

Mudyat Noor (lima kanan) bersama Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka (enam kanan) membahas upaya percepatan penurunan stunting. (Berandapost.com/Istimewa)

BERANDAPOST.COM, JAKARTA – Percepatan penurunan stunting menjadi fokus utama dalam audiensi antara Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Mudyat Noor, dan Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, Jakarta, Rabu (3/12/2025).

Dalam kesempatan itu, Mudyat Noor memaparkan strategi edukasi bagi keluarga berisiko stunting. Ia juga menjelaskan rencana implementasi Program Cegah Stunting Ibu Anak Tangguh Aktif (CINTA). Program ini bertujuan meningkatkan pemahaman keluarga mengenai gizi seimbang, kesehatan ibu dan anak, serta pola pengasuhan yang tepat.

“Program CINTA bukan hanya intervensi kesehatan saja. Melainkan pendampingan menyeluruh agar ibu dan keluarga mampu berperan aktif dalam pencegahan stunting,” ujar Mudyat Noor.

Ia menjelaskan bahwa pendampingan dilakukan secara terarah dan terstruktur untuk membantu keluarga menciptakan lingkungan tumbuh kembang yang aman dan sehat.

Mudyat menyambut baik dukungan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga untuk pelaksanaan Program CINTA pada 2026. Menurutnya, dukungan tersebut menunjukkan komitmen pemerintah pusat dalam memperkuat pembangunan keluarga dan pengendalian penduduk.

Bupati PPU Harap Asas Keadilan Pembangunan Rumah Nasional

“Dengan dukungan pemerintah pusat, kami yakin program ini akan menjadi instrumen penting. Terutama dalam menciptakan keluarga berkualitas serta menekan angka stunting PPU,” katanya.

PENDEKATAN HOLISTIK DAN INTEGRATIF

Mudyat menegaskan bahwa penempatan ibu dan anak, khususnya remaja perempuan, sebagai pilar utama program merupakan langkah strategis untuk mencegah persoalan keluarga, mulai dari pernikahan dini, kekurangan gizi, hingga risiko kematian ibu dan anak. Program CINTA menerapkan pendekatan holistik dan integratif berbasis pembangunan keluarga.

Selanjutnya, ia menambahkan bahwa keberhasilan program tidak bertumpu pada layanan kesehatan semata. Tetapi juga pada pola komunikasi yang baik, penguatan karakter, dan hubungan keluarga yang harmonis.

“Keberhasilan tidak hanya tergantung oleh pelayanan kesehatan saja. Pola komunikasi yang baik juga berpengaruh, termasuk penguatan karakter, dan hubungan keluarga yang harmonis,” ujarnya.

Selain itu, Mudyat berharap sinergi tersebut terus menguat demi menciptakan keluarga berkualitas. Sekaligus juga untuk membangun masa depan generasi PPU yang lebih baik.

PPU Usulkan Delapan Kampung Nelayan Merah Putih

“Dengan kerja sama yang kuat, kami optimistis PPU dapat menjadi daerah dengan keluarga yang sehat, berkualitas, dan bebas stunting,” ucapnya.