“Si Sali” Maskot Baru Pilkada Balikpapan 2024

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Setelah proses yang ketat, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Balikpapan akhirnya mengumumkan pemenang Sayembara Desain Maskot Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Balikpapan Tahun 2024.

Dari total 59 peserta yang mendaftar dalam periode 17-23 April 2024, “Si Sali” berhasil memenangkan hati para juri. Nama ini diumumkan oleh KPU Balikpapan pada tanggal 26 April 2024 lalu.

“Si Sali” dipilih karena menggambarkan kebanggaan dan identitas lokal yang kuat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Anggota Komisioner KPU Kota Balikpapan, Suhardy, dalam wawancara telepon dengan media pada Selasa (30/4/2024).

Maskot ini merupakan perpaduan nilai-nilai positif yang mencerminkan pemimpin yang kuat, bersatu, cerdas, dan berkomitmen untuk kemajuan serta kelestarian kota. Nama “Si Sali” sendiri adalah singkatan dari Sukses, Tuntas, dan Berkualitas, sesuai dengan Motto Pilkada Balikpapan 2024.

Suhardy juga menjelaskan bahwa “Si Sali” akan diperkenalkan kepada masyarakat pada acara peluncuran Pilkada Tahun 2024 di Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Dome pada 4 Mei 2024 mendatang.

Dirinya turut menyoroti partisipasi luar biasa dalam sayembara maskot tersebut. Salah satu peserta bahkan berasal dari kelas 4 Sekolah Dasar (SD) di Balikpapan Utara.

Meski hasil karyanya sederhana dan tidak menjadi pemenang, KPU Kota Balikpapan mengapresiasi partisipasi dari semua lapisan masyarakat.

“Pesta demokrasi melalui Pilkada Balikpapan dapat dinikmati oleh semua kalangan masyarakat,” tambah Suhardy, menegaskan pentingnya partisipasi dalam proses demokrasi. (bro2)

Mengenal Makta, Komisioner KPU Balikpapan Ini Pernah Menjadi Kuli Bangunan

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – “From Zero to Hero”, kalimat tersebut mungkin pantas disematkan pada sosok Makta, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Balikpapan. Ya, Makta adalah wajah baru pada lembaga penyelenggara pemilu.

Makta, seorang pemuda asal Desa Batubanawa, Kabupaten Buton Tengah, telah menempuh perjalanan yang luar biasa dalam mencapai posisinya saat ini sebagai seorang komisioner. Lahir dan besar di lingkungan pedesaan, perjalanannya penuh dengan tantangan dan ketekunan.

Dari kebingungan setelah lulus SMA pada tahun 2012 hingga akhirnya menemukan panggilan di dunia pendidikan tinggi, Makta tidak pernah kehilangan semangat untuk terus maju.

“Saya pernah kerja sabagai kuli bangunan, pernah juga kerja di (Caribbean Island) Waterpark Balikpapan Regency,” kata Makta kepada Beranda Post, Rabu (27/3/2024).

Gaji yang diterima selama bekerja, Makta selalu menyisihkan sebagian untuk ditabung. Dirinya bersama sang istri sempat merasakan menempati hunian yang jauh dari kata sederhana. Gubuk atau bedeng dijadikannya tempat tinggal alias rumah.

“Saya kuliah, menjadi mahasiswa Uniba (Universitas Balikpapan) pada 2014,” ungkapnya.

Meskipun harus berjuang dengan keterbatasan waktu dan sumber daya, Makta turut aktif dalam berbagai organisasi mahasiswa dan pecinta alam. “Saya bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),” imbuhnya.

Tidak hanya berfokus pada pendidikan, Makta juga menghadapi tantangan dalam kehidupan pribadinya. Menikah pada pertengahan tahun 2016 dan memiliki seorang anak, ia harus mengelola tanggung jawab keluarga sambil mengejar cita-citanya.

Kesempatan kerja yang ditemuinya di industri pengelasan memberikan stabilitas keuangan bagi keluarganya, tetapi panggilan untuk berkontribusi dalam organisasi membawanya pada sebuah keputusan sulit.

Meskipun harus merelakan pekerjaannya, Makta memilih untuk mengambil tanggung jawab di organisasi, menunjukkan komitmen dan integritasnya.

Baca juga: Prakoso Yudho Lelono, Alumnus Ponpes Gontor Memimpin KPU Balikpapan

“Saya percaya bahwa setiap tantangan dan keputusan sulit yang saya hadapi membentuk saya menjadi pribadi yang lebih kuat dan tekun dalam mengejar impian,” ujarnya menegaskan.

Keputusannya untuk terlibat dalam proses demokrasi dengan ikut serta dalam seleksi Panwaslu dan kemudian KPU adalah bukti nyata dari dedikasinya terhadap pelayanan masyarakat sekaligus mengawal demokrasi.

“Saya percaya bahwa dengan ketekunan dan semangat, kita dapat menghadapi segala rintangan dan mencapai apa pun yang kita impikan,” ucapnya penuh keyakinan.

Melalui perjalanan yang panjang dan penuh perjuangan, bahkan pernah merasakan gaji sebesar Rp900 ribu hingga Rp1 juta, Makta akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya sebagai seorang komisioner KPU Balikpapan.

“Istri saat tahu saya lolos, cukup kaget, karena sempat gak percaya,” ucapnya.

Dirinya bahkan sempat bertanya ke salah satu senior di kelompok mahasiswa pencinta alam (mapala). Saat itu, Makta hanya diminta berdoa sebanyak-banyaknya, berpasrah sepasrah-pasrahnya.

Setiap saya tanya, hanya itu pesannya sampai akhirnya keluar pengumuman,” tambahnya.

Makta memahami bahwa kesuksesan tidak hanya tentang pencapaian individu, tetapi juga tentang bagaimana memberi dampak positif bagi masyarakat di sekitar.

“Pernah ada titik-titik tertentu yang kosong saya alami, itu sebenarnya yang bikin saya termotivasi, bahwa kehilangan satu ternyata tumbuh yang lain. Kira-kira begitu,” pungkasnya. (bro2)

Prakoso Yudho Lelono, Alumnus Ponpes Gontor Memimpin KPU Balikpapan

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Prakoso Yudho Lelono, pria kelahiran 24 Juli 1981 ini telah resmi menjabat sebagai Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Balikpapan. Dirinya mampu bersaing dengan 10 calon komisioner dan dilantik oleh KPU RI pada 24 Maret 2024 lalu.

Akrab disapa Yudho, pemuda ini lahir dan besar di kawasan Gunung Satu, belakang Plaza Kebun Sayur.

“Saya lahir dan besar di Balikpapan sampai lulus dari SMPN 3. Kemudian pindah ke Pesantren (Modern Darussalam) Gontor di Ponorogo dan lulus 2001, lalu kuliah di IAIN Sunan Ampel,” kata Yudho mengawali perbincangan bersama Beranda Post, Rabu (27/3/2024).

Yudho telah meniti karier yang beragam sebelum menjabat sebagai Ketua KPU Balikpapan. Setelah menyelesaikan pendidikan di IAIN Sunan Ampel, ia merintis karir sebagai reporter pada salah satu TV nasional dan bekerja di lembaga survei.

Pengalamannya tidak berhenti di situ, karena ia juga aktif sebagai Ketua Alumni Ikatan Keluarga Pondok Pesantren Gontor dan Sekretaris MUI Kota Balikpapan Bidang Hubungan Antarumat Beragama.

Bahkan kala masih berstatus mahasiswa, Yudho merupakan seorang aktivis kampus. Dia bergabung dengan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Kota Surabaya, Jawa Timur. Mulai dari tingkat rayon hingga komisariat.

“Sempat juga di Pemilu kemarin, saya aktif sebagai Ketua Panwaslu Kecamatan Balikpapan Barat,” ungkapnya.

Sebelum bergabung di KPU, Yudho pernah mencoba untuk menjadi komisioner pada Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Balikpapan. “Masuk 10 besar, tapi gugur,” ucapnya.

Bagi Yudho, tantangan teberat saat menjalani seleksi KPU adalah ujian mental, baik selama proses tahapan maupun dalam menghadapi tekanan normatif.

“Tantangan terberat mental aja selama melawati tahapan. Selain ujian normatif, ya mental,” ujarnya.

Pengalaman Yudho dalam organisasi, mulai dari PMII Surabaya hingga keterlibatannya dalam berbagai lembaga di Balikpapan, telah membentuknya menjadi pemimpin yang inklusif dan responsif.

“Latar belakang ini yang memotivasi saya untuk turut serta dalam penyelenggaraan pemilu, mengawal demokrasi di Indonesia melalui KPU Balikpapan,” tuturnya.

Dengan latar belakang yang kaya akan pengalaman dan pelayanan publik, Yudho mendedikasikan dirinya untuk memastikan jalannya proses demokrasi yang transparan dan bermartabat di Kota Beriman atau Madinatul Iman (sebutan lain Kota Balikpapan).

“Setiap tahapan pemilu harus berjalan sesuai dengan aturan dan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat,” pungkasnya menegaskan. (bro2)