BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (Pemkab PPU) terus meningkatkan kapasitas para pembudi daya. Untuk mencapai tujuan ini, mereka fokus pada peningkatan sumber daya manusia (SDM) para pembudi daya dari Kecamatan Waru.
Upaya tersebut melalui pelaksanaan Bimbingan Teknis (Bimtek) Budi Daya Ikan Air Tawar yang telah berlangsung di Sukabumi.
Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budidaya dan Lingkungan, Dinas Perikanan Kabupaten PPU, Musakkar, menegaskan bahwa ikan nila tetap menjadi komoditas unggulan. Sehingga ia mengharapkan agar mendapat pengembangan potensi untuk Kecamatan Waru.
Musakkar menyampaikan pernyataan ini usai Bimtek Budi Daya Ikan Air Tawar bersama Balai Besar Perikanan Budi Daya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, pada 14 hingga 17 Oktober 2024. Pesertanya sebanyak 16 orang asal Waru.
“Kami berharap pembudi daya dapat mengembangkan komoditas nila,” ujar Musakkar, Kamis (24/10/2024).
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa para peserta Bimtek menunjukkan antusiasme saat membahas materi pengembangan ikan nila melalui metode budidaya bioflok dan pemanfaatan kolam terpal bulat. Adapun materi yang menjadi pembahasan secara spesifik adalah mengenai pengembangan ikan nila air tawar.
Kemudian daripada itu, Musakkar menambahkan bahwa varietas nila dari Sukabumi berbeda dengan ikan nila salin (Nilasa) yang pengembangannya oleh Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) Yogyakarta.
Sebagai catatan, sebelumnya pihaknya juga mengajak 30 pembudi daya asal PPU lainnya untuk mengikuti Bimtek serupa ke Yogyakarta selama empat hari, dari 8 hingga 11 Oktober 2024.
“Alhamdulillah, para pembudidaya kita sangat antusias mengembangkan ikan nila,” ucapnya.
TERTARIK KEMBANGKAN METODE BIOFLOK
Melalui Bimtek tersebut, para pembudidaya ikan nila asal PPU menunjukkan ketertarikan yang besar untuk mengembangkan budidaya dengan menggunakan metode bioflok.
“Karena ikan nila dapat mencari makan secara mandiri, seperti lumut, maka pemberian pakan menjadi lebih mudah,” ungkap Musakkar.
Ia menjelaskan bahwa pemanfaatan bioflok sangat sesuai dengan kebutuhan penyediaan pakan tambahan bagi ikan nila, dan hal ini berpengaruh positif terhadap efisiensi pengadaan pakan. Bioflok merupakan hasil bio-kimia yang mengurai sisa makanan dan kotoran hewan oleh bakteri baik.
“Jadi, kotoran ikan terurai oleh bakteri baik dan dapat menjadi pakan tambahan bagi nila,” tambahnya.
Selain itu, Musakkar berharap bahwa pelatihan ini dapat memacu inisiatif para pembudidaya untuk mengembangkan metode budidaya terpal bulat. Dengan demikian, mereka dapat mengefisienkan penggunaan lahan dan memaksimalkan hasil.
“Alhamdulillah, para pembudidaya yang tadinya hanya mengikuti kegiatan dengan kawannya kini mulai berminat untuk memulai usaha sendiri,” pungkasnya. (adv/bro3)