BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memastikan para pembudi daya mematuhi peraturan pemerintah. Khususnya, mereka menghindari penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi tumbuh kembang ikan budi daya.
Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budi Daya dan Lingkungan, Musakkar, menjelaskan bahwa pihaknya selalu mengawasi agar tidak ada pembudi daya yang menggunakan bahan kimia untuk ikan air tawar.
Sejauh ini, para pembudi daya yang tergabung dalam Kelompok Pembudi Daya Ikan Air Tawar (Pokdakan) telah patuh dan taat. Khususnya terhadap peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengenai larangan tersebut.
“Jadi, ada bahan-bahan kimia yang tidak boleh beredar dan tidak boleh untuk budi daya ikan,” ujar Musakkar saat wawancara bersama BerandaPost.com dalam ruangan kantornya, Jumat (25/10/2024).
Ia menambahkan bahwa selama ini, semua bantuan dari pemerintah telah tersalurkan kepada para pembudi daya yang sudah mengarah pada penggunaan probiotik, termasuk bantuan untuk memenuhi kebutuhan pakan ikan budi daya.
Dengan adanya regulasi yang mengatur hal tersebut, pihaknya telah lama menggaungkan kepada para pembudi daya untuk memanfaatkan bahan-bahan alami.
“Kami sampaikan kepada Pokdakan-Pokdakan yang ada, semua memakai bahan probiotik,” ungkapnya.
UPAYA MEMENUHI KEBUTUHAN PAKAN

Dalam kesempatan itu, Musakkar menyampaikan bahwa pemenuhan kebutuhan pakan ikan masih menjadi tantangan tersendiri. Sebagian besar pakan berasal dari luar daerah, sehingga suplai pakan dari luar hingga saat ini. Pengadaan pakan pun menelanan anggaran palling besar.
“Biasanya, kami membeli dari Pulau Jawa. Memang 70 persen biaya produksi untuk memenuhi kebutuhan pakan,” ungkapnya.
Dengan demikian, Diskan Kabupaten PPU selalu mengajak pembudi daya untuk mengaplikasikan budi daya ikan air tawar dengan konsep bioflok. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk mengurangi biaya produksi pakan. Sistem bioflok efektif mengurai kotoran dalam kolam menjadi pakan tambahan dengan bantuan mikroorganisme baik.
Untuk mendukung pemanfaatan sistem bioflok, pihaknya secara aktif meningkatkan kapasitas para pembudidaya daerah dengan mengunjungi beberapa lokasi pelatihan yang memadai. Adapun perhitungan jumlah penggunaan pakan pabrik yang ideal adalah sekitar 1,2 hingga 1,5 persen dari kebutuhan pakan per kilogram daging ikan.
Namun, dalam kesempatan itu, Musakkar juga mengimbau masyarakat yang memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk budi daya ikan air tawar agar memanfaatkan bahan-bahan alami saja. “Jadi, kami harapkan biota dalam kolam dapat berkembang secara alami dan memberikan makanan tambahan bagi ikan-ikan hasil budi daya,” pungkasnya. (adv/bro3)