BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Kualitas air menjadi faktor kunci dalam keberhasilan budi daya kepiting bakau, terutama dalam proses penggemukan menggunakan apartemen kepiting.
Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budi Daya dan Lingkungan Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Musakkar, menjelaskan bahwa kepiting bakau hidup pada air payau dengan kandungan garam yang terukur, sehingga perubahan salinitas air dapat memengaruhi kehidupan kepiting yang sedang proses penggemukan.
“Jika pemberian pakan berlebihan, itu dapat mencemari air payau,” ujar Musakkar, Senin (4/11/2024). Hal ini menjadi perhatian penting bagi para pembudi daya kepiting yang telah menerima bantuan perangkat apartemen kepiting dari pihaknya.
Bantuan tersebut mencakup 800 bibit kepiting bakau dengan berat rata-rata 300 gram per ekor, dan perangkat apartemen kepiting untuk Kelompok Budi Daya Ikan Air Tawar (Pokdakan) Desa Sesulu dan Api-Api, Kecamatan Waru.
Musakkar melanjutkan, untuk memaksimalkan pemanfaatan perangkat apartemen kepiting, pembudi daya harus memahami pentingnya pengaturan suhu air dan kualitas pengairan. Suhu air yang optimal untuk kepiting bakau adalah antara 25 hingga 35 derajat Celsius, dan sangat memerlukan pergantian air secara rutin untuk mendukung proses penggemukan kepiting.
“Kepiting adalah hewan air yang bernapas menggunakan insang dan membutuhkan oksigen dari air. Oleh karena itu, pengairan dalam apartemen kepiting memerlukan aerasi yang baik,” kata Musakkar. Pompa air bersama perangkat apartemen kepiting akan membantu dalam mengalirkan air untuk mendukung proses tersebut.
SEDIAKAN TANDON AIR PAYAU
Musakkar juga menegaskan pentingnya menjaga kualitas salinitas air dalam pengairan apartemen kepiting. Jika salinitas air payau yang terindikasi meningkat, maka harus ada perbaikan salinitas agar tetap berada pada bawah 30 ppt. “Jika salinitas terlalu tinggi, kepiting akan mengalami perubahan pola hidup, termasuk proses molting atau pergantian kulit,” ujarnya.
Molting adalah proses alami kepiting bakau untuk melepaskan eksoskeleton lama dan menggantinya dengan yang baru. Setelah proses ini, eksoskeleton baru masih dalam keadaan lunak dan membutuhkan waktu beberapa jam untuk mengeras, setelah menyerap mineral dan air.
Musakkar mengingatkan para pembudidaya untuk menyiapkan tandon air payau sebagai tempat penampungan air untuk menjaga kualitas pengairan. Dengan tandon, para pembudidaya bisa mengontrol salinitas dan kualitas air agar proses penggemukan kepiting berjalan sukses selama sekitar 15 hari. (adv/bro3)