BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Ekonomi Kalimantan Timur (Kaltim) pada Triwulan III-2024 mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,52 persen secara tahunan (YoY). Ekonomi Kaltim tumbuh positif pada seluruh provinsi Pulau Kalimantan. Kontribusi terbesar berasal dari sektor pertambangan dan penggalian yang menyumbang 47,03 persen terhadap nilai tambah regional.
Menurut Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur, M. Syaibani, sektor pertambangan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Kaltim. “Permintaan batu bara yang terus meningkat, terutama dari negara mitra dagang utama seperti China dan India, telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Kaltim. Kami mencatatkan peningkatan permintaan sebesar 11 persen YoY,” jelas Syaibani.
Kenaikan permintaan batu bara, yang sebagian besar karena dorongan kebutuhan pasokan listrik, berperan besar dalam meningkatkan pendapatan dari sektor pertambangan. Pertumbuhan ekonomi yang positif ini juga tercermin dalam harga barang dan jasa yang bergerak seiring dengan peningkatan konsumsi batu bara.
Pada sisi pengeluaran, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mencatatkan pertumbuhan tertinggi, sementara inflasi Kaltim tercatat sebesar 1,47 persen pada Desember 2024. Inflasi tersebut karena dorongan kenaikan harga barang pada kelompok makanan, minuman, tembakau, dan jasa lainnya.
PENERIMAAN DAN BELANJA NEGARA
Realisasi APBN Kaltim hingga 31 Desember 2024 menunjukkan Pendapatan Negara sebesar Rp42,69 triliun, yang tercapai 100,49 persen dari target, meskipun terjadi kontraksi 3,25 persen daripada tahun sebelumnya. Sementara itu, Belanja Negara terealisasi sebesar Rp92,55 triliun, dengan pertumbuhan 5,89 persen YoY.
“Meski ada penurunan harga komoditas, sektor pertambangan tetap menjadi andalan utama dalam penerimaan pajak. Kami juga berhasil mengoptimalkan sektor Pajak Perdagangan Internasional dengan penerimaan sebesar Rp2,23 triliun,” tambah M. Syaibani.
Syaibani juga mengungkapkan bahwa PNBP Kaltim mencapai Rp3,44 triliun atau 156,82 persen dari target, tumbuh 7,94 persen YoY. Peningkatan ini sebagian besar berasal dari sektor jasa kepelabuhan dan layanan pendidikan yang semakin meningkat.
IKN DAN DAMPAKNYA TERHADAP ANGGARAN
Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang sedang berlangsung memberikan dampak besar terhadap kinerja keuangan Kaltim, baik dalam APBN maupun APBD. Alokasi anggaran untuk IKN mendominasi 77,32 persen dari pagu belanja Kementerian/Lembaga (K/L), dengan realisasi sebesar Rp39,62 triliun hingga akhir 2024.
“Dana pusat sangat berperan penting dalam mendukung pembangunan di Kaltim, terutama untuk proyek-proyek strategis seperti pembangunan IKN yang berpengaruh besar terhadap anggaran daerah,” ujar M. Syaibani.
TRANSFER KE DAERAH DAN REALISASI APBD
Realisasi Transfer ke Daerah (TKD) hingga akhir tahun mencapai Rp41,93 triliun, yang merupakan 99,27 persen dari pagu, meskipun ada penurunan 19,39 persen YoY akibat penurunan kontribusi Dana Bagi Hasil Pertambangan.
Pendapatan APBD Kaltim hingga Desember 2024 tercatat sebesar Rp44,17 triliun atau 67,45 persen dari target, didominasi oleh Dana Transfer. Realisasi belanja APBD sebesar Rp42,86 triliun atau 61,06 persen dari pagu yang ada, dengan pembangunan infrastruktur dan sektor pendidikan sebagai fokus utama belanja daerah.