Jalin Sinergi Ulama, Jaga Stabilitas Harga di Balikpapan
TIPD bersama BI Balikpapan menggandeng para ulama untuk menjaga inflasi daerah. (Istimewa)

Jalin Sinergi Ulama, Jaga Stabilitas Harga di Balikpapan

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Berbagai instansi berkomitmen mendukung peran ulama dalam menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok dan barang penting (Bapokting). Terutama saat menjelang Ramadan 1446 Hijriah atau 2025 Masehi.

Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) Balikpapan, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU), Pengurus Daerah Muhammadiyah, dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Balikpapan. Mereka menyelenggarakan kegiatan Ulama Peduli Inflasi (UPI) 2025 di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Balikpapan.

Mereka menjadikan kegiatan ini sebagai bagian dari strategi pengendalian inflasi dengan menekankan komunikasi efektif.

Staf Ahli Bidang Sosial, Kesejahteraan, dan Pengembangan SDM Pemkot Balikpapan, Adamin, mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini. Ia mengimbau ulama agar menjadi agen perubahan dengan menyampaikan pesan kepada umat mengenai pentingnya berbelanja bijak.

“Khususnya saat Ramadan, agar inflasi tetap terjaga pada rentang sasaran inflasi yang telah ditetapkan,” ujar Adamin, Jumat (28/2/2025).

Menurutnya, kegiatan ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara lembaga pemerintah, ulama, dan masyarakat untuk menjaga kestabilan harga selama Ramadan.

PERAN AKTIF ULAMA TEKAN INFLASI

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Balikpapan, Robi Ariadi, mengharapkan ulama, baik ustaz maupun ustazah, berperan aktif menjaga stabilitas harga pangan.

Ia mengajak masyarakat untuk berbelanja sesuai kebutuhan, bukan keinginan, melalui himbauan berbelanja bijak. Menurutnya, langkah ini dapat mencegah panic buying yang sering memicu kenaikan harga bahan pokok seperti beras, gula pasir, daging ayam ras, telur, bawang, dan cabai.

“Itu komoditas yang selama ini menjadi penyumbang inflasi terutama Ramadan dan Idulfitri,” jelas Robi Ariadi.

TPID menerapkan strategi 4K dalam pengendalian inflasi, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

Robi Ariadi menekankan pentingnya pengelolaan ekspektasi masyarakat melalui komunikasi yang kontinu dan inovatif. Mulai dari menyebarkan imbauan berbelanja bijak untuk mencegah inflasi yang berlebihan.

Sebagai hasil dari kegiatan UPI, ulama menyepakati lima langkah cerdas dan bijak dalam berbelanja yang akan mereka sampaikan kepada jemaah. Langkah tersebut meliputi berbelanja sesuai kebutuhan dan pendapatan, membuat daftar belanja barang, melakukan perbandingan untuk memperoleh harga terbaik, memilih barang pengganti jika harga terlalu mahal, dan tidak menimbun barang atau bahan makanan.

“Masyarakat harapannya dapat menyikapi Ramadan dengan kesederhanaan dan meningkatkan kepedulian sosial melalui zakat, infak, dan sedekah,” ungkapnya. (*/bro3)