BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Tingginya aktivitas masyarakat dalam dapur saat menyiapkan menu berbuka puasa maupun sahur saat bulan Ramadan, patut mendapatkan kewaspadaan. Pasalnya jika tidak berhati-hati, bisa menimbulkan bencana kebakaran.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan, Usman Ali mengatakan bahwa pihaknya telah memetakan daerah rawan bencana.
“Kami juga mengedarkan imbauan pada 27 dan 28 Februari lalu,” kata Usman Ali, Kamis (6/3/2025).
Daerah rawan bencana yang ia maksud bukan hanya kebakaran, tetapi juga kawasan rawan potensi tanah longsor. Termasuk banjir.
“Tingkat kerawanan paling tinggi itu berada pada lima kecamatan kecuali Balikpapan Selatan. Meskipun begitu, BPBD tetap mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah.
“Pemetaan itu berdasarkan tingkat kepadatan penduduk, dan seluruh kecamatan sebenarnya perlu waspada,” ujarnya.
Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) per 26 September 2024, Balikpapan Barat memiliki tingkat kepadatan tinggi. Sebanyak 441 penduduk per kilometer persegi dengan luas wilayah sebesar 192,88 kilometer persegi.
Kemudian, Kecamatan Balikpapan Timur memiliki kepadatan 1.583 penduduk dengan luas 119,16 kilometer persegi, dan Balikpapan Utara dengan 765 penduduk dan luas wilayah 138,24 kilometer persegi.
Sedangkan Balikpapan Tengah memiliki 14.619 jiwa dengan luas wilayah 10,83 kilometer persegi, serta Balikpapan Kota sebanyak 8.813 penduduk dengan luas 11,10 kilometer persegi.
“Kepadatan penduduk Balikpapan Barat memang paling rendah, tapi memiliki wilayah yang cukup luas dan sering terjadi kebakaran besar,” jelasnya.
SIAGAKAN 300 PERSONEL
Sebagai langkah antisipasi, BPBD menyiapkan 300 personel yang akan berjaga pada enam Unit Pelaksana Teknis dari enam kecamatan. “Mereka selalu siaga,” ucapnya.
Selain itu, BPBD juga menjalin koordinasi dengan Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) untuk menyiapkan pasokan air, khususnya untuk pemanfaatan hidran. Termasuk bekerja sama dengan perusahaan untuk memberikan suplai air bila terjadi kebakaran pada kawasan operasional mereka.
“Kami juga mencari berbagai sumber air seperti sumur-sumur milik masyarakat,” terangnya.
Tidak hanya itu saja, BPBD juga rutin melakukan pemeriksaan sistem penyiraman air otomatis atau sprinkle pada setiap gedung bertingkat. Mengingat, BPBD hanya memiliki satu unit mobil tangga atau sky lift setinggi 32 meter.
Hanya saja unit tersebut mengalami masalah pada sistem hidrolik dan saat ini masih dalam perbaikan. “Maka kami minta pemilik gedung memastikan sprinkler-nya berfungsi dengan baik,” pungkas Usman.
Selain kebakaran, masyarakat juga perlu mewaspadai bencana lainnya, mengingat hujan dengan intensitas tinggi masih sering terjadi. “Terutama pada kawasan berbukit, waspadai pergerakan tanah,” tambahnya. (bro2)