BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat.
Salah satu contoh inspiratif adalah Labanana, UMKM yang memproduksi keripik pisang dan beroperasi di Kelurahan Labangka, PPU.
Reni Sahyu, pemilik Labanana, telah memproduksi keripik pisang beraneka rasa sejak tahun 2022.
“Jadi sebelum UMKM booming, PPU ini termasuk daerah yang minim produk oleh-oleh,” ujar Ayu saat dihubungi berandapost.com, Selasa (24/9/2024).
Hal ini memotivasinya untuk memproduksi oleh-oleh khas PPU yang dapat dinikmati semua kalangan. Ia fokus terjun ke bisnis kuliner dan mengembangkan keripik pisang Labanana.
Ayu menerangkan bahwa Labanana menawarkan lima varian rasa, dengan rasa cokelat menjadi produk yang paling populer.
Selain itu, terdapat rasa Greentea, strawberi, vanila, dan original.
Pelan tapi pasti, kini produksi Labanana mencapai sekitar 100 hingga 150 paket keripik pisang dalam kemasan setiap hari, dengan masing-masing paket memiliki berat 100 gram.
Setiap kemasan keripik pisang Labanana dijual dengan harga Rp15 ribu.
Ia menyebut berupaya berinovasi dalam mengembangkan produk yang enak, dengan harga terjangkau dan mudah dibawa kemana saja.
“Jadi kalau ada orang yang berkunjung ke PPU, ada oleh-oleh yang bisa dibawa saat pulang kampung,” ucapnya.
Untuk mendukung pengembangan usahanya, Ayu mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah, khususnya instansi terkait, berupa pelatihan dan sertifikasi produk.
Ayu beberapa kali juga hadir dalam ajang pameran produk UMKM, baik yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU maupun ajang lainnya.
Meskipun demikian, membangun usaha di bidang kuliner cukup menantang.
Kini, ia berupaya agar kemasan keripik pisang Labanana dilengkapi barcode, sehingga membuka peluang pemasaran lebih jauh, khususnya agar dapat diterima di Indomaret.
Saat ini, produk Labanana dipasarkan secara mandiri dan dititipkan di beberapa mini market seperti Maxi, Yova Mart, dan lainnya.
“Alhamdulillah sekarang sudah ada hampir di seluruh mini market PPU dan Kabupaten Paser. Kalau Indomaret memang belum, karena kurasinya agak susah,” katanya.
CUAN HINGGA JUTAAN
Ayu menilai geliat produk UMKM khas PPU semakin diminati, seiring peningkatan jumlah kunjungan masyarakat Indonesia yang didorong oleh hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dalam sebulan, Ayu dapat menjual sekitar 600 paket keripik pisang dengan omzet mencapai Rp7 juta hingga Rp8 juta.
“Alhamdulillah rata-rata minimarket yang produk saya masuki selalu habis dalam sebulan. Minim retur atau kedaluwarsa,” ungkapnya.
Ayu berharap produknya semakin dikenal masyarakat dan omzetnya terus meningkat, seiring dengan pertumbuhan UMKM yang memberikan harapan baru bagi perekonomian lokal di PPU. (bro3)