BERANDAPOST.COM, JAKARTA – PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) menggelar Town Hall Meeting (THM) secara hibrid pada Selasa (29/10/2024). Seluruh pekerja PHI mengikuti kegiatan tersebut.
Komisaris Utama PHI Meidawati, Komisaris PHI Edi Eko Cahyono, Direktur Utama PHI Sunaryanto, serta jajaran manajemen PHI dan komite-komite terkait turut hadir.
Meidawati memberikan apresiasi kepada manajemen dan seluruh pekerja atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik selama ini. Ia juga menekankan pentingnya penerapan Pertamina Corporate Life Saving Rules (CLSR). Termasuk HSSE Golden Rules sebagai prinsip utama dalam membangun budaya keselamatan dan kesehatan kerja.
“Saya ingin mengajak seluruh pekerja untuk selalu melihat peluang-peluang optimasi guna mendukung perusahaan dalam mempertahankan keekonomian pengelolaan lapangan-lapangan mature dan investasi proyek-proyek hulu migas,” ungkapnya.
Direktur Utama PHI, Sunaryanto, kemudian menyampaikan paparan mengenai kinerja perusahaan pada triwulan ketiga 2024. Ia mengimbau seluruh pekerja untuk menempatkan aspek keselamatan sebagai prioritas utama. Tujuannya untuk menghindari kecelakaan kerja dan mencapai Zero Lost Time Injury (LTI).
“Sumber daya manusia adalah aset terpenting dalam mencapai misi perusahaan untuk menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia,” jelasnya.
Sunaryanto menegaskan bahwa keselamatan seluruh pekerja merupakan kunci keberlanjutan operasi dan bisnis perusahaan. “Mari kita selalu patuhi prosedur keselamatan dan saling mengingatkan agar kinerja keselamatan terus kita pelihara dan tingkatkan,” tambahnya.
LIFTING MIGAS CAPAI 90 PERSEN
Anto juga menjelaskan bahwa meskipun menghadapi tantangan yang kompleks dalam pengelolaan lapangan-lapangan migas yang sudah mature, PHI berhasil mencapai kinerja yang memuaskan.
Produksi dan lifting minyak tercatat sekitar 97 persen dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP). Sementara lifting gas mencapai sekitar 90 persen dari target.
Ia menambahkan bahwa PHI telah menyelesaikan dua pengeboran eksplorasi pada Sumur HRN-001 dan SSD-1X, serta 126 pengeboran eksploitasi. Langkah tersebut sebagai bagian dari komitmen perusahaan untuk berinvestasi dalam kegiatan pengeboran eksplorasi dan eksploitasi,
Selain itu, kegiatan work over dan well service juga berhasil melampaui target, dengan 391 work over dan 7.337 well service. “Kedua kegiatan ini sangat penting untuk memaksimalkan efektivitas sumur dan produksi migas,” imbuhnya.
CADANGAN MIGAS 40 JUTA BAREL
Sunaryanto melanjutkan dengan menjelaskan beberapa proyek pengembangan, seperti Manpatu, POPE Adiwarna, OPLL 28 LLP kompressor, OPLL Sanga Sanga Ph.3A, dan lainnya, yang berhasil memberikan tambahan cadangan migas lebih dari 40 juta barel setara minyak (Million Barrels of Oil Equivalent). “Kita juga mendapatkan temuan sumber daya migas (2C) lebih dari 100 juta barel setara minyak dari hasil re-assessment Struktur Sadewa Deep,” ungkapnya.
Menutup pemaparannya, Anto mengajak seluruh pekerja untuk terus melakukan efisiensi di semua lini kegiatan operasi dan bisnis, serta berinovasi dan berkolaborasi dalam memaksimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada. “Setiap langkah kecil yang kita ambil menuju efisiensi akan memberikan dampak positif bagi perusahaan,” tutupnya.
Melalui THM ini, PT Pertamina Hulu Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kinerja perusahaan, memperkuat aspek keselamatan, dan mengoptimalkan semua potensi yang ada demi mencapai tujuan perusahaan ke depan. (*/bro3)