BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan merencanakan pembangunan Bendali Ampal Hulu dengan anggaran sebesar Rp43,5 miliar.
Dinas Pekerjaan Umum (DPU) telah memulai proyek ini sejak 2022. Bendungan pengendali merupakan langkah strategis Pemkot untuk mengatasi masalah banjir di wilayah tersebut.
Fokus pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal yang menjadi sumber masalah utama. Mereka telah menyusun anggaran dan memulai tahap pembebasan lahan untuk mendukung pembangunan bendali ini.
Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase DPU Kota Balikpapan, Jen Supriyanto menjelaskan bahwa mereka telah membebaskan lahan seluas 10 hektare untuk Bendali Ampal Hulu.
Lahan ini terbagi di Kelurahan Gunung Samarinda seluas 3 hektare dan 7 hektare di Kelurahan Gunung Samarinda Baru. Anggaran untuk pembebasan lahan mencapai Rp43,5 miliar.
“Rp22 miliar dialokasikan pada tahun 2023 dan Rp21,5 miliar pada 2024 ini,” ungkap Jen, Jumat (23/8/2024).
Setelah pembebasan lahan, tahap berikutnya adalah menyusun analisis dampak lingkungan (amdal) yang ditarget rampung akhir tahun ini.
“Sehingga pembangunan fisik dapat dimulai pada 2025,” ucapnya.
HARAPKAN ANGGARAN PUSAT
Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV, lanjut Jen, merupakan pihak yang membangun bendali. Bukan Pemkot Balikpapan.
“Kami berharap proyek fisik ini menggunakan anggaran pusat,” ujarnya.
Pemkot Balikpapan telah mengajukan proyek ini. Dokumen dan administrasi lainnya sudah rampung, hanya tersisa penyusunan Amdal.
“Proses pembebasan lahan memang memakan waktu, tetapi semua sudah selesai dan pembayaran telah rampung,” ungkapnya.
Bendali Ampal Hulu beserta pintu-pintu air diharapkan akan sangat membantu menahan debit air di kawasan Beller dan sekitarnya.
Baca juga: Kota Kita dan Penataan Kawasan Kumuh di Gunung Sari Ulu
Bendali ini akan mereduksi aliran air dari beberapa drainase sekunder atau tersier seperti Kampung Timur, Perumahan Depsos, Tumaritis, Grand City, dan Sumber Rejo.
“Sehingga mengurangi beban yang masuk ke drainase primer Ampal dan mengurangi luapan air di Beller,” pungkasnya.
Beller merupakan daerah yang dekat dengan DAS Ampal, sering kali terendam banjir akibat tingginya debit air yang tidak dapat tertampung oleh sistem drainase yang ada.
Jalan MT Haryono juga kerap tergenang, mengganggu arus lalu lintas dan aktivitas masyarakat.
Dengan adanya Bendali Ampal Hulu, diharapkan kapasitas penampungan air meningkat, sehingga mampu mengurangi frekuensi dan dampak banjir di kawasan ini. (bro2)