Linda R Siregar Pesan Pengurangan Stunting dan Wajib Belajar
Linda Romauli Siregar (dua kanan dan Sri Kusuma Winahyu (tiga kiri) saat pisah sambut di Dome Anden Oko. (Istimewa)

Linda R Siregar Pesan Pengurangan Stunting dan Wajib Belajar

BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Berencana (TP-PKK) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) periode 2023-2024, Linda Romauli Siregar, mengingatkan agar penanganan stunting atau tengkes di PPU terus berlanjut.

Linda menyampaikan harapan itu saat memberikan ucapan perpisahan dalam acara pisah sambut Penjabat (Pj) Bupati PPU Muhammad Zainal Arifin, yang menggantikan Pj Bupati PPU periode 2023-2024, Makmur Marbun, di Dome Anden Oko Penajam pada Jumat (20/9/2024).

Zainal Arifin dilantik oleh Pj Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) di Pendopo Odah Etam, Kota Samarinda, pada Kamis (19/9/2024).

Dalam acara tersebut, hadir pula Ketua TP-PKK yang baru, istri Pj Zainal Arifin, Sri Kusuma Winahyu.

Linda Romauli Siregar membuka pidatonya dengan mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak, termasuk jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang telah membantu TP-PKK, khususnya dalam menjalankan tugas-tugasnya.

“Kami yakin Ketua TP-PKK yang baru akan meneruskan dan meningkatkan tugas-tugas yang sudah kami mulai,” ujarnya.

Ia juga berterima kasih kepada para ibu camat, ibu lurah, dan ibu kepala desa di seluruh Kabupaten PPU, yang telah bekerja sama memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menggerakkan masyarakat di semua lini.

Dalam kesempatan itu, Linda menyampaikan beberapa catatan, antara lain mengenai pengurangan stunting atau tengkes dan kesehatan masyarakat yang perlu dilanjutkan dan ditingkatkan.

Ia mengingatkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten PPU, Andi Singkerru, untuk memperhatikan anak-anak di Sekolah Laboratorium Pancasila (SLP).

Pesan itu terkait harapannya agar anak-anak di PPU dapat mengenyam pendidikan sesuai program wajib belajar 12 tahun.

Melihat hasil penilaian kabupaten dan kota layak anak, Linda mencatat masih banyak anak yang menerapkan wajib belajar sembilan tahun.

“Padahal wajib belajar 12 tahun. Ini harus ditingkatkan,” ungkapnya.

INTERVENSI STUNTING

Linda juga menekankan bahwa upaya intervensi stunting di PPU masih memerlukan perhatian semua pihak. Persentase stunting di PPU masih berada di angka 24,6 persen, jauh dari target nasional untuk mengurangi stunting hingga 14 persen.

Ia menyatakan bahwa pemerintah daerah masih memiliki banyak tugas untuk melayani masyarakat.

“Di dalam pelayanan kami tentu masih banyak kekurangan. Sebagai manusia, mungkin ada hal-hal yang kurang berkenan di hati bapak dan ibu, dengan tulus kami meminta maaf,” ucapnya.

Linda juga meminta doa agar tetap menjadi bagian dari persaudaraan masyarakat PPU.

“Kami senang tinggal di kabupaten ini, karena kami di sini sehat. Berarti kami punya banyak saudara di sini,” tuturnya.

Linda Romauli Siregar menutup pidatonya dengan harapan untuk kemajuan Kabupaten PPU di masa depan.

“Kabupaten PPU adalah kabupaten Nusantara. Masih banyak peluang yang dapat dikembangkan untuk melayani masyarakat,” pungkasnya. (adv/bro3)