BERANDAPOST.COM, TENGGARONG – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) bekerja sama dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOSF). Mereka menyerahkan dukungan program rehabilitasi orangutan dan habitatnya. Acara berlangsung di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari, Kutai Kartanegara.
Kolaborasi ini menunjukkan langkah konkret PHM dalam mendukung pelestarian satwa dilindungi dan habitatnya. Hal ini juga berkontribusi pada kelestarian satwa endemik Kalimantan. Kehadiran para pihak terkait menambah makna acara ini.
Manajer Program Reintroduksi Orangutan Samboja Lestari, Agus Irwanto ikut menyaksikan penyerahan dukungan ini. Hadir juga General Manager PHM Setyo Sapto Edi serta jajaran manajemen PHM lainnya. Kolaborasi ini juga mendukung visi Kementerian Kehutanan untuk melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia.
Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) tercatat sebagai spesies yang sangat terancam punah. Ancaman utama bagi orangutan termasuk perusakan habitat, degradasi hutan, dan perdagangan ilegal. Pada 2016, populasi orangutan perkiraanya sekitar 57.350 individu berdasarkan PHVA.
PHM mendukung program rehabilitasi orangutan dengan penanaman 400 pohon pada area seluas satu hektare. Selain itu, perusahaan juga memberikan perawatan dan pengamanan area selama lima tahun. Mereka turut mendanai kebutuhan tiga orangutan selama rehabilitasi.
Program ini bertujuan mendukung rehabilitasi orangutan, baik yang dapat dilepasliarkan atau tidak. Orangutan yang tidak mendapat pelepasliaran juga akan menerima perawatan medis dan psikis. Proses rehabilitasi memerlukan waktu panjang, sekitar tujuh hingga delapan tahun, termasuk pelatihan hidup liar.
Agus Irwanto mengapresiasi PHM atas kerja sama ini. “Kami sangat berterima kasih kepada SKK Migas dan PHM,” ujarnya melalui rilis Communication Relations dan CID PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Rabu (22/1/2025). Menurutnya, rehabilitasi orangutan sangat penting agar mereka bisa kembali hidup mandiri pada alam liar.
DUKUNGAN KONSERVASI ORANGUTAN
General Manager PHM Setyo Sapto Edi menyampaikan bahwa rehabilitasi orangutan sejalan dengan komitmen perusahaan. Sehingga, program ini mendukung prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) serta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Tujuan utamanya adalah menjaga ekosistem daratan.
“Dukungan konservasi orangutan merupakan bentuk komitmen PHM dalam melestarikan lingkungan hidup,” kata Setyo.
PHM juga berkomitmen melindungi flora, fauna, dan habitat sekitar wilayah operasi. “Semoga kolaborasi ini dapat menyelamatkan orangutan dan memperluas habitat yang aman bagi mereka,” harapnya.
Manager Communication Relations dan CID PT Pertamina Hulu Indonesia, Dony Indrawan, juga menyampaikan apresiasi. Ia berharap kolaborasi ini semakin berlanjut dengan BOSF. Menurutnya, kerja sama dengan semua pihak penting untuk kesuksesan program TJSL atau CSR perusahaan.
Selain itu, PHI dan anak perusahaannya terus mendorong kolaborasi yang lebih baik dengan pemangku kepentingan. Mereka berkomitmen untuk menghasilkan energi yang aman, ramah lingkungan, dan bermanfaat bagi masyarakat. (*/bro3)