BERANDAPOST.COM, SAMARINDA – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Rudy Mas’ud, mengingatkan para pelaku usaha beras agar tidak menghentikan distribusi ke wilayah Kaltim, terutama ke pasar retail. Ia menegaskan, distribusi harus tetap berjalan sesuai aturan.
“Kalau berasnya medium, ya jangan jadi premium. Distributor wajib mengikuti standarisasi yang berlaku, terutama untuk pasar modern,” tegas Rudy.
Ia menekankan pentingnya perbaikan kualitas beras sesuai arahan Satgas Pangan. Menurutnya, jika beras premium belum memenuhi syarat, maka distributor harus segera melengkapinya.
“Tidak perlu takut, ragu, atau bimbang. Insyaallah aman terkendali, selama semua sesuai aturan,” pesannya. Rudy juga mengingatkan agar harga beras medium dan premium tetap sesuai ketentuan.
Kepala DP2KUKM Kaltim, Heni Purwaningsih, menambahkan bahwa pihaknya sudah menindaklanjuti kebijakan Kementerian Pertanian terkait 212 merek beras nasional yang tidak memenuhi standar premium.
“Dari 17 sampel beras yang diuji di Kaltim, hanya satu merek yang benar-benar sesuai standar beras premium,” jelas Heni.
Satgas Pangan nasional, provinsi, hingga kabupaten/kota pun telah turun langsung melakukan investigasi ke para pedagang.
Erwin Setiawan, suplier beras dari CV Sumber Pangan Kediri Surabaya, mengungkapkan adanya keterbatasan pasokan gabah dan kenaikan harga dalam tiga bulan terakhir.
“Kami baru bisa kirim 100 ton ke Balikpapan dan Samarinda, dari biasanya 400 ton. Jadi hanya 25 persen,” ungkapnya.
Ia juga menyampaikan keresahan distributor terkait aturan baru Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Kalau kita genjot stok besar-besaran, tapi HET turun, risikonya bisa rugi besar,” ujarnya.
Sementara itu, Felix dari CV Dermaga, distributor beras Kura-Kura Samarinda, menyebut stok pada pelabuhan dan gudang saat ini berkisar 250-300 ton, mayoritas berasal dari Jawa Timur. (bro2)