BERANDAPOST.COM, SAMARINDA – Perkembangan kondisi global dan dinamika ekonomi daerah menantang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Ketidakpastian kebijakan negara maju, khususnya Amerika Serikat, memengaruhi arus modal dan ekspor-impor Indonesia. Oleh karena itu, memerlukan langkah strategis pada tingkat daerah untuk mengantisipasi dampaknya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Budi Widihartanto, menyatakan bahwa sinergi dan kolaborasi sangat penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan sesuai cita-cita daerah.
“Pertumbuhan ini dapat tercapai berkat kontribusi dari wilayah timur yang masih memiliki banyak potensi untuk dioptimalkan,” ungkap Budi, Senin (3/2/2025).
Ke depan, Bank Indonesia, OJK, dan perbankan akan memperkuat sinergi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil dan inklusif. Langkah bersama ini agar dapat membangun sistem keuangan yang kokoh dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Kepala OJK Kaltim dan Kaltra, Parjiman, menuturkan bahwa stabilitas sektor keuangan terjaga meskipun ada ketidakpastian global. Hal ini tercermin dari penurunan rasio kredit bermasalah (NPL) dari 1,65 persen menjadi 1,08 persen. Selain itu, kredit perbankan tumbuh 8,57 persen (yoy) pada Desember 2024.
PENYALURAN KREDIT PERBANKAN
Adapun lima sektor utama penyaluran kredit perbankan Kalimantan Timur yakni Pemilikan Peralatan Rumah Tangga 21,15 persen; Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan 15,22 persen; Perdagangan Besar dan Eceran 14,54 persen; Pertambangan dan Penggalian 9,84 persen; serta Pemilikan Rumah Tinggal 9,11 persen.
Berdasarkan lokasi proyek, sektor dengan penyaluran kredit tertinggi adalah Pertambangan dan Penggalian 21,55 persen; Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan 18,41 persen. Sementara itu, Pemilikan Peralatan Rumah Tangga mencatat 10,96 persen, kemudian Perdagangan Besar dan Eceran 10,69 persen, Industri Pengolahan 8,46 persen, dan Konstruksi 6,18 persen.
Sehingga, melalui kolaborasi antara Bank Indonesia, OJK, dan perbankan, peluang kerja sama teridentifikasi untuk mendukung efisiensi dan dampak ekonomi yang lebih luas.
Sebagai tindak lanjut, Bank Indonesia Kaltim dan OJK Kaltim-Kaltara berkomitmen menguatkan literasi dan edukasi keuangan. Mereka juga akan mendorong inklusi keuangan, perlindungan konsumen, serta kampanye Cinta, Bangga, Paham Rupiah, dan keuangan digital.
Selain itu, mereka akan memperkuat akses pembiayaan bagi UMKM dan ketahanan pangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif. (*/bro2)