Balikpapan Tambah Shelter ODGJ untuk Tingkatkan Layanan
Dinas Sosial Kota Balikpapan menambah enam shelter baru bagi ODGJ pada 2025. Shelter dilengkapi fasilitas lengkap untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pasien serta keluarga. (Ilustrasi)

Balikpapan Tambah Shelter ODGJ untuk Tingkatkan Layanan

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Dinas Sosial (Dinsos) akan menambah jumlah shelter untuk penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) pada tahun ini. Fasilitas baru tersebut nantinya untuk memberikan pelayanan yang lebih lengkap. Bahkan termasuk layanan kosultasi dan ruang yang lebih nyaman.

Kepala Dinsos Kota Balikpapan, Edy Gunawan membenarkan tentang rencana itu. Ia mengungkapkan bahwa pihaknya bakal menambah enam shelter baru dengan fasilitas yang lebih baik.

“Kami ingin memastikan bahwa ODGJ mendapatkan perawatan yang aman, nyaman, serta memungkinkan keluarga untuk berkunjung dan memantau kondisi mereka. Jika sudah stabil, mereka bisa kembali ke keluarga,” ujar Edy Gunawan, Rabu (19/2/2025).

Pembangunan shelter tambahan nantinya akan berada pada area Taruna Tanggap Bencana atau Tagana. Lokasi tersebut berdekatan dengan Hotel HER, Jalan MT Haryono.

Namun Edy juga menyadari bahwa keberadaan shelter memiliki tantangan tersendiri, seperti potensi kerusakan fasilitas dan upaya ODGJ untuk kabur.

“Tapi kami pastikan bahwa fasilitas yang tersedia tetap berfokus pada keamanan dan kenyamanan ODGJ,” imbuhnya.

FAKTOR PENYEBAB GANGGUAN MENTAL

Selain itu, ia menjelaskan bahwa penyebab gangguan mental karena berbagai faktor, baik bawaan medis maupun lingkungan. Faktor tersebut seperti tekanan berlebihan, kurangnya kesempatan bersosialisasi, atau pola asuh yang tidak mendukung.

Menurutnya, penanganan ODGJ tidak hanya menjadi tanggung jawab perangkat daerah yang ia pimpin. Melainkan juga harus melibatkan Satpol PP, lurah, RT, kecamatan, Babinsa, Babinkamtibmas, serta masyarakat.

“Setelah menerima laporan dari warga, kami membawa ODGJ ke rumah sakit jiwa Kota Samarinda untuk mendapatkan perawatan. Jika kondisinya membaik, mereka akan menjalani terapi seperti senam ODGJ, siraman rohani, dan pemeriksaan kesehatan sebelum akhirnya kembali ke masyarakat,” jelas Edy.

Saat ini, 18 ODGJ tinggal secara permanen dalam shelter yang telah ada sebelumnya. Sementara lebih dari 100 ODGJ lainnya yang tercatat, ia menyebut beberapa masih tinggal dalam rumah masing-masing dan mendapatkan pengawasan pihak keluarga.

TAMBAH STAF KHUSUS

Edy juga mengungkapkan bahwa jumlah ODGJ yang membutuhkan perawatan lebih banyak daripada kapasitas shelter yang ada. Oleh karena itu, penambahan fasilitas menjadi langkah penting dalam meningkatkan kualitas layanan.

“Pada 2024, kami menangani ratusan ODGJ, tetapi karena keterbatasan tempat, hanya 18 orang yang bisa kami tampung. Kami berharap tambahan shelter ini dapat meningkatkan kualitas penanganan mereka,” ungkapnya.

Tidak hanya shelter, pihaknya juga berencana menambah tiga staf khusus untuk menangani ODGJ secara lebih optimal.

“Dengan langkah ini, kami berharap penanganan ODGJ dan orang terlantar dapat semakin maksimal,” pungkas Edy Gunawan. (bro2)