BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tetap melaksanakan Festival Belian Adat Paser Nondoi 2025. Meskipun anggaran tahun ini mengalami pemangkasan, kegiatan tetap berjalan.
Kepala Disbudpar PPU, Andi Israwati Latief, menegaskan bahwa meskipun ada pengurangan dana, festival tetap akan terlaksana.
“Kegiatan prioritas, termasuk Nondoi, tetap kami jalankan,” kata Andi, Minggu (9/3/2025).
Ia menjelaskan bahwa beberapa mata anggaran, termasuk anggaran untuk seremoni, terpangkas. Namun, meski anggaran efisien, delapan program unggulan tetap berjalan. Penyesuaian anggaran hanya terhadap pos yang tidak terlalu berpengaruh pada inti program.
“Kami tetap menjalankan delapan program penting, termasuk Nondoi. Beberapa pos anggaran yang kurang berpengaruh akan kami sesuaikan,” ujar Andi.
DELAPAN PROGRAM PRIORITAS
Program-program prioritas tetap menjadi fokus utama. Hal ini mencakup urusan pemerintahan dan pengembangan kebudayaan. Pembayaran gaji dan kegiatan kebudayaan tahunan, termasuk Nondoi, tetap pihaknya laksanakan.
“Kegiatan Nondoi dan acara budaya lainnya tetap berjalan. Kami hanya melakukan efisiensi pada beberapa sektor,” jelas Andi.
Adapun beberapa sektor seperti perjalanan dinas yang mengalami pemangkasan anggaran hingga 50 persen. Selain itu, honorarium narasumber juga mendapat pengurangan.
Meskipun ada penyesuaian anggaran, Andi memastikan bahwa tujuan dan esensi program tetap terjaga. Pihaknya berkomitmen untuk memajukan kebudayaan dan pariwisata meskipun dengan anggaran terbatas.
“Meski ada dampak dari efisiensi anggaran, kami tetap memastikan bahwa kegiatan Nondoi dan program lainnya terlaksana dengan baik,” pungkasnya.
BELIAN ADAT PASER NONDOI
Festival Belian Adat Paser Nondoi adalah perayaan budaya penting bagi masyarakat Paser. Festival ini merayakan tradisi dan adat Paser, khususnya ritual Belian yang melibatkan penyembuhan menggunakan media alam dan unsur spiritual.
Selama festival ini, masyarakat menyaksikan berbagai pertunjukan seni dan budaya khas Paser. Ada tarian tradisional, musik daerah, serta demonstrasi upacara Belian.
Selain itu, festival ini juga mengenalkan dan melestarikan warisan budaya kepada generasi muda dan pengunjung luar daerah.
Melalui kegiatan ini, pihaknya berharap bisa memperkuat ikatan sosial masyarakat. Selain itu, juga bisa menarik wisatawan untuk mengenal kekayaan budaya PPU. (adv/bro3)