Harga Santan di PPU Meroket, Tembus 80 Ribu Rupiah
Mama Fairuz menakar santan kelapa yang dibeli konsumennya. (BerandaPost.com)

Harga Santan di PPU Meroket, Tembus 80 Ribu Rupiah

BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Harga santan kelapa di Pasar Induk Nenang, Kecamatan Penajam, kini mencapai Rp80 ribu per kilogram. Kenaikan harga ini akibat minimnya distribusi komoditas kelapa tua asal Sulawesi ke Penajam Paser Utara (PPU), yang sudah berlangsung selama lebih dari dua pekan.

“Harga santan per kilo Rp80 ribu. Ini kelapanya yang susah kami dapatkan,” ujar Fairuz, pedagang kelapa parut dan santan, Kamis (20/3/2025).

Fairuz menyebut bahwa minimnya pasokan kelapa tua baru terjadi sekarang, menjelang Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.

“Ini baru terjadi sekarang, tahun lalu enggak (mahal), normal saja Rp40 ribu per kilogram. Jadi sekarang pokoknya asal ada (kelapa tua) masuk, itu saja yang kami jual,” ucapnya.

Orangtua Fairuz menyampaikan hal serupa. Berdasarkan informasi yang ia terima dari rekan-rekannya sesama pedagang santan kelapa, harga santan pada Pasar Pandansari Kota Balikpapan sudah mencapai Rp120 ribu per kilogram.

“Saya selalu berkomunikasi dengan teman-teman. Bahkan santan kelapa Balikpapan sudah lebih mahal,” katanya.

MODAL SANTAN KELAPA NAIK

Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, Mama Fairuz terpaksa mencari pasokan kelapa tua lokal dengan harga modal yang lebih mahal. Dalam kios Mama Fairuz, konsumen tidak hanya bisa membeli santan kelapa, tetapi juga kelapa parut dengan harga yang lebih terjangkau.

“Sekarang harga per biji Rp15 ribu sampai Rp20 ribu. Kemarin ada yang jual Rp20 ribu, sebentar saja langsung habis,” ucapnya.

Meski harga santan kelapa mengalami kenaikan, minat warga PPU tetap besar.

“Dua hari yang lalu saya ke pasar ini untuk mencari santan, stoknya habis,” kata Nur, warga Nenang.

Baca juga: Harga Santan Kelapa Tembus Rp50 Ribu Sekilo di Balikpapan

Nur mengaku memerlukan santan untuk keperluan memasak dalam rumahnya. Ia mengolah santan kelapa untuk masakan yang akan keluarganya konsumsi.

Namun, dengan kenaikan harga yang signifikan, Nur mulai berpikir untuk menyajikan menu makanan lain tanpa santan kelapa.

“Tapi sebenarnya enggak apa-apa harganya mahal, tapi stoknya tetap tersedia. Karena kita butuh untuk momen Idulfitri,” imbuh Nur. (bro3)