BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) menyatakan keprihatinan mendalam terkait pernyataan kontroversial yang diucapkan oleh seorang warga Dayak bernama Pajaji, yang mengklaim sebagai Panglima Dayak dan berniat untuk mengutuk proyek pembangunan Ibu Kota Nusatara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim).
Wakil Presiden Urusan Internal MADN, Andersius Namsi menegaskan bahwa sikap tersebut tidak mencerminkan sikap keseluruhan masyarakat adat Dayak.
“Kita, Dayak melalui Organisasi Majelis Adat Dayak Nasional sudah membuat deklarasi bersama yang mendukung IKN di Kaltim pada tahun 2023 kemarin. Bahwa ada yang mungkin kurang dan bahkan salah, kita perbaiki bersama. Kita ingatkan pemerintah, kita ingatkan pemangku kekuasaan yang membangun IKN itu,” ungkap Namsi, Rabu (20/3/2024).
Dia menegaskan pentingnya kritik yang membangun dan solutif, serta menyoroti bahwa tugas seorang Panglima Dayak seharusnya mengawal dan memastikan keamanan masyarakat adat Dayak, bukan mengutuk proyek pembangunan.
Lebih lanjut, Namsi mengundang Pajaji untuk datang langsung ke Kaltim dan melihat wilayah proyek pembangunan IKN serta bertemu dengan masyarakat adat di sana. Dia menekankan bahwa kehidupan ekonomi masyarakat lokal telah berkembang pesat berkat proyek ini.
“Kita mendorong Pajaji segera datang dan berkunjung ke IKN agar melihat langsung dan bertemu dengan masyarakat adat di IKN. Dengan demikian, Pajaji dapat melakukan kritik tidak sembrono. Apalagi akan mengutuk. Masyarakat di wilayah IKN termasuk masyarakat adat ingin hidup sejahtera, bukan ingin hidup di bawah kutukan,” pungkas Namsi.
MADN menegaskan bahwa kritik yang membangun dan solutif sangat diperlukan untuk memajukan proyek pembangunan IKN, sambil memastikan bahwa hak-hak dan keberadaan masyarakat adat tetap dihormati dan dilindungi. (*/bro2)