Kolaborasi Menuju Kota Bebas Stunting
Rembuk stunting yang dipimpin Sekda Kota Balikpapan Muhaimin untuk menentukan kelurahan yang menjadi prioritas intervensi. (Istimewa)

Kolaborasi Menuju Kota Bebas Stunting

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Pemerintah Kota Balikpapan menggelar rembuk stunting pada Kamis (28/3/2024) kemarin. Rembuk yang digelar di Balai Kota dipimpin Sekretaris Daerah Kota Balikpapan Muhaimin dan merupakan sebuah agenda sangat penting.

Kegiatan ini juga dihadiri sejumlah pejabat terkait, termasuk Asisten Administrasi Umum Andi Sri Juliarty, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Heria Prisni, Kepala Dinas Kesehatan Alwiati, dan Kepala Bappeda Litbang Murni. Tampak juga Tim Pengendali Penurunan Stunting Provinsi Kalimantan Timur.

Muhaimin menekankan perlunya upaya terkait percepatan penurunan angka stunting.

“Ini bukan hanya menjadi tugas dinas terkait, tapi juga melibatkan banyak organisasi perangkat daerah (OPD) pengampu yang nantinya bertanggung jawab,” ujarnya seperti dilansir dari laman Pemkot Balikpapan.

Sementara itu, Asisten Administrasi Umum, Andi Sri Juliarty menambahkan, rembuk merupakan bagian dari langkah pencegahan dan penurunan stunting dan hasilnya nanti adalah penentuan kelurahan yang menjadi prioritas intervensi.

“Jumlahnya bertambah menjadi 17 kelurahan, termasuk kelurahan yang memiliki keluarga berisiko,” ungkapnya.

Dirinya menjelaskan perlunya pendekatan ke hulu dalam penanganan stunting. “Kami fokus pada pendekatan ke remaja, calon pengantin, dan ibu hamil, untuk mencegah bayi lahir dengan berat badan rendah yang menjadi penyebab stunting,” katanya.

Meskipun penanganan stunting difokuskan pada usia 0-59 bulan, upaya pencegahan tetap menjadi prioritas. “Kami akan melanjutkan upaya pencegahan yang lebih utama, selain melakukan penanganan,” tambahnya.

Langkah selanjutnya adalah pertemuan teknis dengan kecamatan, kelurahan, puskesmas, dan PKK untuk meningkatkan kolaborasi dalam penanganan stunting.

Kendala yang dihadapi dalam penanganan stunting termasuk pemahaman yang kurang tepat tentang gizi, masalah sosial ekonomi, dan edukasi yang harus terus ditingkatkan.

“Kami akan terus melakukan edukasi dan penanganan yang tepat,” kata Kepala Dinas Kesehatan, Alwiati menambahkan. (*/bro2)