BERANDAPOST.COM, JAKARTA – Masyarakat Indonesia harus mewaspadai potensi penularan penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) selama arus mudik dan balik Idulfitri 1445 H/2024 M. Terlebih penyakit ini memiliki kecepatan yang tinggi kendati jarang menyebabkan sakit berat.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, M Syahril menyampaikan bahwa pergerakan manusia selama perjalanan mudik berpotensi mempercepat penyebaran.
“Terutama di kalangan bayi dan balita,” kata M Syahril seperti disitat dari laman Kemkes.go.id, Jumat (12/4/2024).
Tercatat, hampir 6.500 kasus HFMD hingga pekan ke-13 tahun 2024. Sebagian besar kasus terjadi pada usia anak, dan sebagian lainnya pada orang dewasa.
Kasus HFMD terbanyak ada di Pulau Jawa, di antaranya Jawa Barat sebanyak 2.119 kasus, disusul Banten 1.171 kasus, DI Yogyakarta 561 kasus, dan Jawa Tengah 464 kasus.
“Ada tren peningkatan, ditambah mudik dan libur panjang itu berpotensi terjadi peningkatan kasus flu Singapura,” sebutnya.
Baca juga: Libur Panjang, Polsek Batu Engau Patroli di Tahura Lati Petangis
Masyarakat diimbau tetap menjaga kesehatan dan kebersihan selama perjalanan mudik dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menerapkan etika batuk atau bersin. Termasuk menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Sedangkan bagi pemudik diimbau menjaga kebersihan di kampung halamannya untuk mengurangi risiko adanya demam berdarah dengue. Apalagi di wilayah yang angka kasus demam berdarahnya tinggi.
“Sekalian lakukan pemberantasan sarang nyamuk di kampung halaman, mengerjakan kebiasaan baik supaya tidak tertular demam berdarah,” imbaunya.
Baca juga: Halalbihalal IKN Mempererat Silaturahmi Idulfitri
Sebab, hingga pekan ke-14 tahun 2024 atau April ini, tercatat sebanyak 60.296 kasus demam berdarah di Indonesia dengan angka kematian sebanyak 455. Jumlah ini terus bertambah dari pekan-pekan sebelumnya.
Lima kabupaten/kota dengan kasus demam berdarah tertinggi tahun ini di antaranya Kabupaten Tangerang dengan 2.540 kasus, Kota Bandung 1.741 kasus, Kabupaten Bandung Barat 1,422 kasus, Kabupaten Lebak 1.326 kasus, dan Kota Depok 1.252 kasus
Sementara itu, kabupaten/kota dengan kematian DBD tertinggi pada 2024, di antaranya Kabupaten Bandung dengan 25 kematian, Kabupaten Jepara 21 kematian, Kabupaten Subang 18 kematian, Kabupaten Kendal 16 kematian, dan Kabupaten Bogor 13 kematian. (*/bro2)