BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Seiring dengan pengembangan Kilang Balikpapan, Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) juga mengembangkan kapasitas penerimaan, penyimpanan, dan penyaluran minyak mentah pada Terminal Lawe-Lawe, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Pada Jumat (8/11) lalu, KPB menggelar acara penandatanganan Mechanical Completion (MC) untuk pekerjaan Offshore & Onshore Unloading Line berukuran 52” dan 6”. Pekerjaan ini merupakan bagian dari Proyek EPC Lawe-Lawe Facilities.
Sehingga Mechanical Completion (MC) menjadi penanda selesainya tahap konstruksi fisik. Dalam MC, Pertamina turut melakukan pemeriksaan dan pengujian pada peralatan dan konstruksi. Hal ini untuk memastikan pemasangan sesuai spesifikasi dan persyaratan proyek. Selain itu, MC menyatakan kesiapan untuk dilakukan commissioning atau pengujian lebih lanjut.
Direktur Pengembangan PT KPB, Djoko Koen Soewito, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian yang mereka hasilkan. “Ini hasil kerja keras dan kolaborasi tim terkait dalam pekerjaan ini,” ujar Djoko dalam rilisnya, Jumat (29/11/2024).
Pekerjaan offshore & onshore unloading line mencakup pembangunan beberapa fasilitas baru. Fasilitas tersebut antara lain adalah Single Point Mooring (SPM) dan jalur pipa baru berdiameter 52”. SPM merupakan struktur terapung yang terpasang pada lepas pantai. Fasilitas ini berfungsi untuk menjaga posisi tambat kapal tanker tetap aman saat proses pengiriman minyak mentah.
Saat ini, instalasi SPM yang terletak 13,9 km lepas Pantai Tanjung Jumlai, Kabupaten Penajam Paser Utara, sudah selesai dan dalam tahap commissioning. SPM ini memiliki kapasitas 320.000 deadweight tonnage (dwt). Nantinya, kapal tanker Very Large Crude Carrier (VLCC) akan dapat tambat dan menyalurkan minyak mentah ke fasilitas tangki penyimpanan dari Terminal Lawe-Lawe.
“Ini capaian yang patut kita syukuri. Di tengah banyaknya tantangan, kita tetap bisa mencapai progress,” kata Roberman Siburian, VP Construction Lawe-Lawe.
WORKSHOP DAN OBSERVASI
Selain itu, KPB juga merangkai kegiatan ini dengan Workshop Project Lesson Learned. Para pekerja yang terlibat dalam proyek strategis ini menjadi peserta workshop tersebut.
Dalam sesi workshop, beberapa topik strategis yang mendukung penyelesaian proyek menjadi bahan observasi. Oleh karena itu, Lesson learned dapat menjadi aset dokumen untuk pengembangan berkelanjutan pekerja dan perusahaan. Jadi, dokumentasi ini mencakup best practice dan tantangan utama dalam pengelolaan proyek.
“Saat dalam kesibukan, teman-teman menyempatkan untuk belajar dari penyelesaian proyek ini. Tentu saja, kami membahas hal-hal positif dan negatif untuk improvement ke depannya,” jelas Roberman. Evaluasi ini sangat penting untuk pembelajaran dan perbaikan dalam proyek-proyek mendatang.
Pada Agustus lalu, fasilitas pipa baru penyaluran minyak mentah berdiameter 20” dari Terminal Lawe-Lawe menuju Kilang Balikpapan berhasil melakukan penyaluran perdana. Setelah itu, penyelesaian konstruksi fasilitas penerimaan minyak mentah ini semakin memperkuat kesiapan Terminal Lawe-Lawe. Terminal ini mendukung pengembangan kapasitas Kilang Balikpapan yang kini meningkat sebesar 100 ribu barrel.
Oleh karena itu, PT KPB sebagai pengelola Proyek Strategis Nasional, terus mengakselerasi penyelesaian Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Lawe-Lawe. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan.
Selain itu, proyek ini juga menghasilkan produk ramah lingkungan dan meningkatkan kompleksitas kilang. Hal ini akan meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas jangkauan produk. Sehingga penyelesaian Proyek RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe dapat memperkokoh ketahanan, kedaulatan, dan kemandirian energi nasional. (*/bro2)