PUPR dan BWS Tangani Pendangkalan Sungai di PPU Secara Aktif
Wakil Bupati PPU Abdul Waris Muin (tiga kiri) bersama Ali Musthofa (dua kiri) ketika meninjau warga Desa Bukit Subur yang terdampak banjir. (Istimewa)

PUPR dan BWS Tangani Pendangkalan Sungai di PPU Secara Aktif

BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV berkomitmen melakukan koordinasi intensif untuk menangani pendangkalan sungai dari Desa Bukit Subur hingga Kelurahan Riko.

Langkah ini menjadi tindak lanjut atas arahan Wakil Bupati PPU, Abdul Waris Muin, yang meminta satuan teknis segera menyusun perencanaan jangka panjang dalam menanggulangi banjir. Ia menyampaikan hal tersebut saat meninjau warga terdampak banjir Desa Bukit Subur, Minggu (20/4/2025).

Sekretaris Dinas PUPR PPU, Ali Musthofa, menyatakan bahwa pihaknya mengupayakan normalisasi sungai yang mengalami gangguan akibat penumpukan sedimen dan potongan kayu bekas.

PUPR dan BPBD telah melakukan koordinasi langsung bersama BWS. Tim gabungan memfokuskan upaya pada pembersihan aliran sungai dari material yang menghambat, terutama saat intensitas hujan tinggi.

“Pendangkalan ini bukan hanya karena lumpur, tapi banyak potongan kayu yang menyumbat aliran, terutama pada sungai jembatan RT 4. Kami sudah mulai mengangkat kayu-kayu itu agar air dapat mengalir normal kembali,” ujar Ali, Jumat (25/4/2025).

Ali menambahkan bahwa masyarakat turut berpartisipasi aktif dalam proses penanganan sebagai bagian dari semangat gotong royong.

“Ke depannya, kami akan bersiaga penuh selama 24 jam bersama warga Kelurahan Riko dan Desa Bukit Subur. Kedua wilayah ini terdampak langsung karena posisi Desa Bukit Subur berada pada hulu dan Riko di hilir,” jelasnya.

SIAP SIAGA ANTISIPASI BANJIR SUSULAN

Ali juga menjelaskan kondisi terkini jembatan RT 4 yang terdampak banjir beberapa waktu lalu. Ia menyampaikan bahwa sebagian besar potongan kayu telah terbawa arus, namun tim gabungan tetap bersiaga untuk membersihkan sisa material yang tersangkut.

Selain itu, PUPR berharap upaya ini tidak hanya menyelesaikan masalah sesaat, tetapi juga memperkuat kesiapsiagaan menghadapi musim hujan dan potensi banjir susulan.

“Kami juga mengerahkan alat berat dan tenaga dari PUPR serta BWS untuk mengangkut potongan kayu. Sementara itu, masyarakat membantu secara gotong royong. Beberapa bagian jembatan yang rusak akan kami perbaiki dengan material lokal yang tersedia seperti kayu ulin,” pungkasnya. (adv/bro3)