Bupati PPU Panen Jagung Perdana, Siap Bangun Industri Olahan
Bupati PPU Mudyat Noor panen perdana dan menanam jagung bersama Kelompok Tani Sawit Lestari. (Istimewa)

Bupati PPU Panen Jagung Perdana, Siap Bangun Industri Olahan

BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menunjukkan komitmen nyata membangun kemandirian pangan daerah. Pemerintah bekerja sama dengan Polres PPU dalam panen perdana dan penanaman jagung di Desa Girimukti pada Selasa (29/4/2025) lalu.

Panitia memilih lahan Kelompok Tani Hamparan Sawit Lestari sebagai lokasi kegiatan. Dalam suasana akrab dan penuh semangat, Bupati PPU Mudyat Noor bersama Kapolres PPU AKBP Andreas Alek Danantara langsung turun ke ladang, menyapa petani, dan menanam bibit jagung secara simbolis.

Mereka menjadikan momen ini bukan sekadar ajang seremonial, melainkan penegasan bahwa sektor pertanian kini menempati posisi strategis dalam pembangunan PPU.

“Panen ini adalah hasil kerja keras petani kita. Meski hasilnya masih 5,5 ton per hektare, atau bawah rata-rata nasional, ini sudah sangat menjanjikan untuk terus berkembang,” ujar Bupati Mudyat dalam sambutannya.

Bupati juga mengingatkan bahwa pemerintah harus memberikan dukungan menyeluruh, tidak hanya saat penanaman dan panen, tetapi juga dalam aspek pemasaran.

“Jangan biarkan petani sendirian mencari pasar. Dinas Pertanian harus hadir dan aktif membantu agar harga jual tidak merugikan mereka,” tegasnya.

BANGUN INDUSTRI PENGOLAHAN JAGUNG

Mudyat Noor juga menyampaikan ide besar untuk membangun industri pengolahan jagung. Ia menegaskan bahwa hilirisasi seharusnya mencakup semua sektor, termasuk pertanian, dan tidak hanya berfokus pada pertambangan.

“Kalau data produksi menunjukkan potensi, kami siap memfasilitasi pembangunan industri olahan jagung. Ini peluang besar untuk menciptakan lapangan kerja dan nilai tambah,” jelasnya.

Ia menilai jagung, yang menjadi bahan utama pakan ternak, memiliki prospek cerah dan berpotensi menjadi komoditas unggulan PPU. Pemerintah akan mengelola komoditas ini melalui sistem terintegrasi dari hulu hingga hilir.

Kolaborasi antara pemerintah daerah, aparat kepolisian, dan kelompok tani ini menunjukkan sinergi nyata dalam membangun ketahanan pangan berbasis potensi lokal.

“Harapannya, pertanian bisa tumbuh sebagai sektor ekonomi yang tak lagi bersifat musiman, melainkan berkelanjutan dan berdampak luas bagi masyarakat,” imbuhnya. (adv/bro3)