Proyek Bendali DAS Ampal Hulu Menanti Kepastian BWS
Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud meninjau DAS Ampal Hulu pada Selasa (27/5/2025). (Istimewa)

Proyek Bendali DAS Ampal Hulu Menanti Kepastian BWS

BERANDAPOST.COM, BALIKPAPAN – Proyek pengerukan dan normalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal Hulu telah mencapai progres fisik sebesar 14,17 persen. Pengerjaan masih fokus pada tahap pengerukan sedimen. Volume pengerukan sejauh ini mencapai sekitar 14 ribu meter kubik dari total target 60 ribu meter kubik.

Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Balikpapan, Jen Supriyanto, mengungkapkan bahwa pihaknya menunggu kepastian dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV. Terutama mengenai pembangunan lanjutan terhadap Bendali DAS Ampal Hulu meski progres fisik sudah berjalan.

“Kami sudah membebaskan lahan seluas 9,4 hektare dari total rencana 10 hektare. Namun, kepastian dari BWS terkait pembangunan masih belum ada,” kata Jen, Jumat (30/5/2025).

Sejatinya, Pemkot Balikpapan telah mengusulkan pembangunan Bendali DAS Ampal Hulu sejak beberapa tahun lalu. Namun terjadi pembatalan karena pandemo COVID-19.

“Kemudian bergeser lagi karena adanya pemindahan ibu kota negara,” sebutnya.

Dari sisi pembebasan lahan, lanjut Jen, sekitar 90 persen sudah terbayarkan. Hanya menyisakan sembilan bidang lahan yang belum rampung secara administratif, meski Pemkot Balikpapan telah menitipkan anggaran atau konsinyasi ke Pengadilan Negeri.

“Secara legal, kami sudah bisa melanjutkan pekerjaan pada sembilan bidang tersebut. Tinggal warga mengurus ke pengadilan untuk pencairan anggaran pembebasan lahan,” jelasnya.

DAYA TAMPUNG KOLAM RETENSI

Ia juga menjelaskan bahwa kolam retensi rencananya bisa menampung air hingga 120 ribu meter kubik. Rencana tersebut bisa terealisasi apabila melaksanakan pengerukan pada kawasan seluas 10 hektare.

“Dengan kedalaman rata-rata 3 meter,” ucapnya.

Namun untuk saat ini, target pengerjaan hanya mencakup 4 hektare. Sehingga hanya bisa menampung sekitar 40 ribu meter kubik air.

“Kapasitas tampungan ini penting untuk mengurangi potensi banjir pada wilayah hilir. Dengan aliran air yang tertampung sementara dalam kolam, maka bisa menekan limpahan air ke wilayah permukiman,” terangnya.

Selain itu, Pemkot Balikpapan telah berkomunikasi dengan BWS, sehingga saat ini sedang menunggu sinyal lampu hijau. Bahkan, ia menyebutkan bahwa BWS meminta dua titik tambahan untuk pembangunan.

Termasuk lahan milik Sinar Mas seluas 1 hektare yang akan berfungsi sebagai pengendali banjir tambahan. “Intinya sudah ada dua perencanaan. Kami tinggal menunggu kepastian pelaksanaannya dari pusat,” pungkas Jen. (bro2)