Pertamina Kembangkan Tiga Program TJSL Ramah Lingkungan
Pertamina Patra Niaga dorong ekonomi lokal dan kelestarian lingkungan di Cilacap melalui tiga program TJSL: Bu Petra, PINKY RUDAL, dan Pepes SEGA K CAP. (Istimewa)

Pertamina Kembangkan Tiga Program TJSL Ramah Lingkungan

BERANDAPOST.COM, CILACAP – PT Pertamina Patra Niaga menegaskan komitmen mereka untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dengan memanfaatkan teknologi ramah lingkungan. Komitmen tersebut melalui tiga program unggulan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) untuk Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Ketiga program meliputi Bu Petra, PINKY RUDAL, dan Pepes SEGA K CAP. Pertamina merancang program ini untuk menjawab tantangan perubahan iklim sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi lokal.

Heppy Wulansari, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, menyampaikan bahwa inovasi lingkungan harus bersatu dengan pemberdayaan masyarakat.

“Kita tidak hanya menyelamatkan alam, tapi juga menggerakkan ekonomi masyarakat. Kita bergerak bersama masyarakat untuk menciptakan solusi nyata yang berdampak ekologis dan ekonomis,” ujar Heppy dalam rilisnya, Kamis (12/6/2025).

Fuel Terminal Lomanis melalui Program Bu Petra (Budidaya Perikanan Terintegrasi) Desa Sidamukti telah memanfaatkan energi panel surya. Berfungsi untuk menggerakkan kincir air serta mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar mesin pencetak pelet ikan.

Sepanjang 2025, kelompok PUR 123 berhasil memanen 263 kilogram ikan. Program ini memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung kepada 100 orang warga.

TURUNKAN BIAYA PAKAN TERNAK

Mesin “Waste to Pellet” juga berhasil menurunkan biaya produksi pakan secara signifikan. Bahkan sambil mengelola limbah plastik rumah tangga menjadi sumber energi produktif.

Pada sektor pertanian, Fuel Terminal Maos mengembangkan PINKY RUDAL (Pengering Padi Siasat Perubahan Iklim) untuk membantu ratusan petani dalam kelompok KAWISTA. Program ini menggunakan alat pengering padi berbasis energi terbarukan yang mampu mempersingkat waktu pengeringan dari tiga hari menjadi beberapa jam.

Alat tersebut juga meningkatkan kualitas gabah dan membantu petani menghadapi tantangan perubahan iklim akibat curah hujan tinggi yang tidak menentu. Program ini berdampak langsung pada kenaikan harga jual serta penurunan tingkat kerugian hasil panen.

Sementara itu, Integrated Terminal Cilacap menjalankan program Pepes SEGA K CAP yang telah mengolah 13,5 ton ikan rucah menjadi pelet ramah lingkungan sejak program ini berjalan. Inovasi SENOPATI mampu mempercepat proses sortir ikan dan sampah dari tiga jam menjadi satu jam.

Selain itu, alat SEGA RAHARJA menghemat biaya pakan nelayan hingga Rp1.160.000 per bulan. Dari total 980 nelayan di Kelurahan Kutawaru, program ini mulai memberikan manfaat kepada komunitas pesisir yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah.

Bahkan tim program berhasil mengolah 135 kilogram mikroalga menjadi bahan campuran pelet, yang menambah nilai ekonomis dari potensi lokal yang sebelumnya belum termanfaatkan.

“Bukan hanya narasi tentang peningkatan kualitas lingkungan, namun program ini membuktikan bahwa pembangunan keberlanjutan harus dibangun dari bawah bersama masyarakat,” tutup Heppy. (*/bro2)