Reza Pahlavi Serukan Penggulingan Ali Khamenei di Iran
Reza Pahlavi serukan perubahan damai di Iran demi stabilitas regional dan hentikan nuklir. Ia bandingkan situasi Iran dengan runtuhnya Tembok Berlin 1989. (PHOTO Gage Skidmore via Wikimedia Commons)

Reza Pahlavi Serukan Penggulingan Ali Khamenei di Iran

BERANDAPOST.COM, PARIS – Pewaris terakhir monarki Iran, Reza Pahlavi dari Paris, Prancis, menyatakan bahwa rakyat Iran membutuhkan runtuhnya otoritas saat ini. Ia menyampaikan hal tersebut dengan dalih menciptakan perdamaian abadi dan stabilitas regional.

Melansir VOI, pernyataan tersebut muncul Senin (23/6/2025) saat masih terjadi ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat. Pejabat Washington sebelumnya menyatakan bahwa pemboman situs nuklir Iran oleh AS tidak bertujuan untuk “perubahan rezim”.

Namun, Presiden AS Donald Trump, melalui unggahan media sosial pada Minggu (22/6/2025), mengindikasikan kemungkinan perubahan dalam rezim Iran.

“Saya punya pesan langsung untuk Ali Khamenei, turunlah! Jika Anda melakukannya, Anda akan mendapatkan persidangan yang adil dan proses hukum yang tepat,” kata Reza Pahlavi dalam video yang tersebar luas pada berbagai platform media sosial.

Ia juga menyerukan bahwasanya sekarang adalah waktu untuk berdiri bersama rakyat Iran.

“Jangan mengulangi kesalahan masa lalu. Jangan memberikan harapan hidup rezim ini. Penghancuran fasilitas nuklir rezim sendiri tidak akan menghasilkan perdamaian,” tegas Reza Pahlavi, putra Shah yang terasingkan.

Pahlavi melanjutkan bahwa satu-satunya jalan untuk memastikan keamanan jangka panjang dan stabilitas kawasan adalah melalui demokratisasi.

“Anda benar untuk khawatir tentang menghentikan senjata nuklir dan mengamankan stabilitas regional, tetapi hanya transisi demokratis Iran yang dapat memastikan tujuan ini tercapai dan berlangsung untuk waktu yang lama,” ujarnya.

TANGGAPAN PIHAK BERWENANG IRAN

Pihak berwenang Iran belum memberikan tanggapan resmi terhadap pernyataan Reza Pahlavi.

Reza Pahlavi telah hidup dalam masa pengasingan selama hampir empat dekade sejak Revolusi Islam 1979 menggulingkan ayahnya, Shah Mohammad Reza Pahlavi, yang kala itu mendapat dukungan dari Amerika Serikat.

Hingga kini, tidak jelas seberapa besar dukungan yang Reza Pahlavi miliki dari dalam negeri. Banyak warga Iran masih mengingat kekejaman polisi rahasia Shah, Savak.

Demonstrasi massa dalam negeri Iran juga pernah menampilkan slogan-slogan yang mendukung maupun menolak kembalinya monarki.

Tanpa menyertakan bukti, Pahlavi mengklaim bahwa sistem pemerintahan Iran saat ini tengah runtuh. Ia juga menyatakan bahwa Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, keluarganya, serta sejumlah pejabat tinggi telah bersiap untuk meninggalkan Iran.

“Ini adalah saat Tembok Berlin kami. Tetapi seperti semua momen perubahan besar, momen ini penuh dengan bahaya,” katanya, merujuk pada runtuhnya tembok yang memisahkan Berlin Timur dan Barat pada tahun 1989, simbol jatuhnya blok Komunis pimpinan Uni Soviet. (*/bro2)