BERANDAPOST.COM, SAMARINDA – Sebuah kejadian tak biasa menarik perhatian masyarakat Samarinda pada akhir tahun 2024. Seorang pria nekat memasang bearing atau laher pada alat kelaminnya.
Karena tindakannya, pria tersebut harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) AW Syahranie untuk mendapat pertolongan. Tim medis RSUD berupaya maksimal untuk melepaskan bearing dari alat kelamin pasien tersebut.
Namun, usaha tim medis rumah sakit tidak membuahkan hasil. Bearing yang terbuat dari baja tebal itu sangat sulit terlepas.
Karena situasi tersebut, rumah sakit akhirnya meminta bantuan kepada Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kota Samarinda. Mereka berharap tim pemadam kebakaran memiliki alat khusus untuk menyelesaikan masalah ini.
“Kami mendapat laporan dari IGD RSUD AW Syahranie terkait pasien dengan bearing pada alat kelamin,” ungkap Staf Operasional Disdamkarmat Kota Samarinda, Fajar Khairi, melansir akun TikTok @yan6875, Jumat (27/12/2024).
Menurut Fajar, pasien kemungkinan memaksakan bearing agar terpasang pada alat kelaminnya. Namun, setelah terpasang, pria tersebut justru sukar untuk melepas bearing dari organ vitalnya.
“Akibatnya, pasien kesulitan buang air kecil. Ia merasa sangat terganggu hingga akhirnya ke rumah sakit,” lanjutnya.
Sebagai informasi, bearing atau laher adalah komponen mesin kendaraan bermotor. Komponen ini berfungsi sebagai bantalan untuk mengurangi gesekan poros.
BEARING BUKAN UNTUK MANUSIA
Namun, Fajar menegaskan bahwa bearing sama sekali tidak untuk digunakan pada tubuh manusia. “Komponen ini bukan untuk alat kelamin pria,” katanya.
Meski berhasil tertangani, proses pelepasan bearing tersebut bukanlah hal yang mudah. Petugas membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk melepaskannya.
“Jenis bearingnya baja dengan ketebalan yang cukup tinggi. Alhamdulillah, perlahan-lahan kami dapat melepaskannya,” ungkap Fajar lebih lanjut.
Selain itu, Fajar menjelaskan bahwa petugas tidak menggunakan gergaji besi untuk memotong bearing tersebut. Sebaliknya, mereka memakai gerinda kecil yang biasa untuk memotong cincin logam.
“Kami menggunakan gerinda kecil agar lebih aman. Proses pemotongan berlangsung hampir satu setengah jam,” tambahnya.
Petugas sempat menanyakan alasan pria tersebut memasang bearing pada alat kelaminnya. Namun pasien tidak memberikan jawaban.
“Pasien tak menjawab ketika kami tanyakan alasannya,” ungkap Fajar.
Petugas menduga pria itu melakukan tindakan tersebut tanpa memikirkan konsekuensi yang akan terjadi. Padahal tindakannya sangat berisiko terhadap kesehatan dan keselamatan. (*/bro2)