Diskan Antisipasi Penyebaran Penyakit Ikan Budi Daya
Budi Daya ikan air tawar di Kabupaten PPU bebas dari penyakit menular. (Istimewa)

Diskan Antisipasi Penyebaran Penyakit Ikan Budi Daya

BERANDAPOST.COM, PENAJAM – Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) rutin melaksanakan kunjungan lapangan untuk menerapkan program budi daya ikan air tawar di pekarangan rumah warga. Kunjungan ini bertujuan mengantisipasi potensi penyebaran penyakit ikan air tawar.

Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budi Daya dan Lingkungan, Musakkar, menjelaskan bahwa kesehatan ikan budi daya terus mendapat pemantauan.

Ia kemudian menambahkan bahwa zoonosis atau penyakit zoonotik, yang penularannya dari hewan ke manusia, tidak ada dalam budi daya perikanan air tawar, khususnya dalam wilayah Benuo Taka.

Namun, jika kolam atau kumpulan ikan terserang penyakit menular atau berbahaya, maka harus segera memusnahkan semua ikan.

“Karena berpengaruh pada produksi berikutnya,” ujar Musakkar pada Jumat (25/10/2024).

Ia pun juga menjelaskan bahwa ada potensi penyakit bakteri yang dapat menyerang ikan air tawar. Potensi tersebut antara lain Aeromonas hydrophila, A. salmonicida, Pseudomonas anguilliseptica, Streptococcus agalactiae, dan S. iniae. Termasuk Vibrio sp, Edwardsiella tarda, E. ictaluri, Mycobacterium sp, Yersinia sp, dan Acinetobacter sp.

“Kemudian, jamur dan sebagainya,” ungkapnya.

Meskipun demikian, ia memastikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan mengenai kondisi fatal pada kelompok pembudi daya ikan air tawar pada Benuo Taka.

“Nah, Alhamdulillah, dalam pekarangan rumah warga Desa Sebakung Jaya, Kecamatan Babulu, tidak ada laporan seperti itu,” imbuhnya.

KELEBIHAN BUDI DAYA IKAN PADA PEKARANGAN

Musakkar
Kabid Perikanan Budi Daya dan Lingkungan, Musakkar. (BerandaPost.com)

Dalam kesempatan tersebut, Musakkar menjelaskan bahwa komoditas ikan lele dan ikan nila merupakan dua jenis ikan air tawar dengan masa panen yang cukup cepat. Keuntungan ini sangat bermanfaat bagi pembudidaya yang memanfaatkan lahan pekarangan rumah.

Apalagi, mengingat masa panen untuk komoditas ikan lele yang paling cepat dalam dua setengah bulan sejak masa pembenihan. Selanjutnya, komoditas ikan nila sudah mulai memasuki masa panen setelah masa budi daya selama tiga sampai empat bulan.

“Sudah bisa panen dengan ukuran 200 gram per ekor ikan nila,” ulasnya.

Pada sisi lain, khususnya komoditas ikan nila, ia menambahkan bahwa setiap lima ekor ikan nila dapat mencapai berat sekitar 1 kilogram (Kg). Terlebih lagi, para ibu rumah tangga sangat menyukai karena untuk mencukupi lauk makanan keluarganya dalam satu atau dua kali makan.

Sebaliknya pada masa panen tersebut, berat ikan sudah memenuhi keekonomian dan sudah bisa untuk jual beli. Sebab, dapat memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat yang membudidayakan komoditas tersebut.

“Sudah bisa menjualnya dengan harga per kilogram sekitar Rp30 ribuan,” imbuhnya. (adv/bro3)